Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Sejarah Ketupat dan Maknanya sebagai Makanan Khas Lebaran

Kompas.com - 10/04/2024, 20:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Umat Islam di Indonesia biasa merayakan hari raya Idul Fitri dengan makan ketupat, opor ayam, sambal goreng, dan lauk lainnya.

Ketupat terbuat dari beras yang dibungkus anyaman janur kuning. Seperti namanya, makanan itu berbentuk belah ketupat.

Sebagai makanan khas Hari Raya, ketupat juga dinikmati saat tradisi Lebaran Ketupat yang diselenggarakan terutama di Pulau Jawa pada hari kedelapan bulan Syawal.

Lalu, mengapa ketupat menjadi makanan khas Idul Fitri?

 Baca juga: Gerhana Matahari Total Akan Terjadi Jelang Idul Fitri, Bisakah Dilihat di Indonesia?


Sejarah ketupat Idul Fitri

Ketupat diyakini berasal dari masa Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di Jawa.

Diberitakan Kompas.com (1/5/2023), Sunan Kalijaga menggunakan ketupat sebagai bentuk media syiar Islam pada abad ke-15 dan 16.

Saat itu, ketupat merupakan simbol perayaan hari raya Islam semasa pemerintahan Raden Patah dari Kerajaan Demak pada abad ke-15.

Sunan Kalijaga lalu memanfaatkan ketupat sebagai media dakwah untuk menyebarkan Islam di kalangan masyarakat pesisir utara Jawa.

Ketupat merupakan bentuk perpaduan budaya Jawa dan Hindu dengan nilai keislaman. 

Ketupat terbuat dari nyiur atau kelapa sehingga menunjukkan identitas masyarakat pesisir yang banyak ditumbuhi pohon kelapa.

Diyakini, ketupat sudah ada sejak zaman Hindu-Buddha di Nusantara. Walau tidak tercantum dalam prasasti, sejarah mencatat makanan dari beras disajikan dengan dibungkus daun pada masa pra-Islam.

Baca juga: 10 Makanan Unik Idul Fitri dari Berbagai Negara

Makna ketupat sebagai makanan Lebaran

ilustrasi ketupat.SHUTTERSTOCK/Mzynasx ilustrasi ketupat.
Ketupat menjadi sajian khas Idul Fitri di kawasan Asia Tenggara, seperti Indonesia yang dihuni penduduk Suku Melayu.

Dikutip dari Kompas.com (5/4/2023), masyarakat Jawa dan Sunda menyebut ketupat sebagai kupat yang berarti ngaku lepat atau mengakui kesalahan.

Ketupat juga memiliki simbol lain yakni laku papat atau empat laku yang melambangkan empat sisi dari ketupat. Ketupat memiliki empat sisi yang mengandung makna berbeda sebagai berikut.

  • Lebaran: satu sisi ketupat bermakna Lebaran berasal dari kata dasar lebar yang berarti pintu ampun terbuka lebar untuk orang lain.
  • Luberan: sisi kedua ketupat bermakna luberan dari kata dasar luber yang artinya melimpah dan memberi sedekah pada orang membutuhkan.
  • Leburan: sisi ketiga ketupat yang berasal dari kata lebur berarti melebur dosa yang sudah dilalui selama satu tahun.
  • Laburan: sisi keempat ketupat adalah laburan kata lain dari kapur yang artinya menyucikan diri atau putih kembali bak bayi.

Ketupat terbuat dari daun kelapa, nyiur, atau janur yang digunakan untuk menunjukkan identitas budaya pesisiran yang banyak ditumbuhi pohon kelapa.

Halaman:

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com