Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi KA Argo Semeru Tabrak Mobil yang Nekat Terabas Pelintasan di Madiun

Kompas.com - 13/04/2024, 11:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial Instagram diramaikan dengan video KA Argo Semeru menabrak mobil Suzuki Carry, Jumat (12/4/2024) siang.

Berdasarkan video yang diunggah akun @unikinfold, peristiwa tersebut terjadi di Wonosari, Madiun, Jawa Timur.

Dalam video yang dibagikan pengunggah, awalnya tampak sebuah mobil berwarna merah marun mogok di tengah pelintasan tanpa palang.

Tidak lama kemudian melintas KA Argo Semeru dengan kecepatan tinggi yang langsung menemper mobil tersebut.

Mobil yang tertabrak KA Argo Semeru seketika terpental ke sisi perlintasan dalam kondisi ringsek dan kaca pecah.

Menurut pengunggah, penumpang sudah keluar dari dalam mobil sebelum kendaraannya tertabrak kereta.

"Selalu hati-hati gaes saat berada di perlintasan kereta Api," tulis pengunggah dalam keterangan unggahan.

Baca juga: Bukan karena Magnet, Ini Penyebab Mesin Kendaraan Mati di Rel Kereta

Kronologi KA Argo Semeru tabrak mobil

Manager Humas PT KAI Daop 7 Madiun, Kuswardojo, buka suara perihal insiden KA Argo Semeru menabrak Suzuki Carry di Madiun.

Ia menyampaikan, insiden tersebut terjadi di KM 153+637 antara Caruban-Babadan yang merupakan pelintasan tanpa terjaga pada Jumat pukul 11.00 WIB.

Awalnya, mobil dengan nomor polisi N 1157 XL memaksa melintas di pelintasan tanpa terjaga.

Mobil tersebut dikemudikan oleh Tarmuji, warga Gading Permai Kelurahan Petahunan, Kecamatan Gading Rejo, Pasuruan, Jawa Timur.

Mobil yang dikemudikan Tarmuji kemudian tersangkut di tempat kejadian perkara (TKP) setelah nekat menerabas patok.

Kemudian, melintaslah KA Argo Semeru relasi Surabaya-Gambir yang menyebabkan mobil tersebut tertabrak kereta.

"Akibat dari insiden tersebut, Kereta Api Argo Semeru mengalami keterlambatan 15 menit untuk dilakukan perbaikan dan pemeriksaan di Stasiun Madiun," kata Kuswardojo kepada Kompas.com, Sabtu (13/4/2024).

"Serta kelambatan berimbas pada Kereta Api Brantas tambahan relasi Blitar-Pasarsenen selama 10 menit, menunggu pemeriksaan jalur kereta api dalam kondisi aman dan bebas gangguan," tambahnya.

Baca juga: Tak Lagi Kursi Tegak, Ini Daftar Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation

KAI minta pengguna jalan dahulukan kereta

Terkait Suzuki Carry tertabrak KA Argo Semeru di Madiun, Kuswardojo meminta pengguna jalan supaya mengutamakan kesadaran dan disiplin saat melintas di pelintasan sebidang.

Pengguna jalan diimbau untuk mematuhi aturan dan tanda-tanda peringatan yang terpasang di pelintasan guna mencegah terjadinya kecelakaan yang dapat berujung pada kerugian.

"Mengimbau masyarakat pengguna kendaraan yang melintas di pelintasan sebidang KA untuk selalu berhati-hati. Sesuai UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 114, pengguna jalan wajib mendahulukan kereta api dan memberikan hak utama kepada kendaraan yang lebih dahulu melintas rel," imbuh Kuswardojo.

Ia menerangkan, sesuai dengan peraturan yang berlaku maka pelintasan sebidang liar menjadi kewenangan pemerintah atau pemerintah daerah untuk dilakukan peningkatan keselamatan atau penutupan.

KAI, lanjut Kuswardojo, juga mendorong pemerintah untuk membuat pelintasan yang aman sesuai regulasi atau menutup pelintasan tidak sebidang sesuai dengan amanat UU Nomor 23 tahun 2007.

"Kami selalu mengimbau agar semua pengguna jalan raya untuk berhenti sesaat ketika hendak melintasi pelintasan sebidang. Jika sudah dipastikan aman baru melintas," tuturnya.

Ia menambahkan, tabrakan antara KA Argo Semeru dengan mobil di Madiun terjadi ketika lonjakan penumpang di wilayah Daop 7 sedang tinggi-tingginya saat periode libur Lebaran 2024.

Daop 7 Madiun mengalami lonjakan volume penumpang berangkat dengan jumlah 11.545 orang pada 12 April 2024.

Diperkirakan lonjakan penumpang pada saat keberangkatan masih terjadi hingga 15 April 2024.

"KAI Daop 7 mencatat untuk pemesanan tiket kereta api keberangkatan Daop 7 selama periode 31 Maret hingga 21 April 2024 menunjukkan telah terjual sebanyak 89.871 tiket. Angka ini mencapai 122 persen dari kapasitas yang disediakan yang sebanyak 73.656 tiket," jelasnya.

"Selain itu, data naik turun penumpang di stasiun wilayah Daop 7 Madiun dari tanggal 31 Maret hingga 12 April 2024, sebanyak 88.831 penumpang berangkat dan 138.692 penumpang tiba di stasiun-stasiun Daop 7 Madiun," pungkas Kuswardojo.

Baca juga: Kata Media Asing soal Tabrakan KA Turangga-Bandung Raya, Soroti Jaringan KA yang Menua

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com