Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak, Ini Waktu dan Lokasi Rawan Macet Arus Mudik-Balik Lebaran 2024

Kompas.com - 08/04/2024, 17:18 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), sebanyak 193,6 juta orang diproyeksikan menjalani mudik Lebaran 2024.

Sebanyak 115,69 juta orang diperkirakan akan berkendara melalui jalan raya dengan moda transportasi bus, mobil pribadi, motor, maupun mobil sewaan. Kondisi ini berpotensi menyebabkan kemacetan. 

Tak hanya saat arus mudik, kemacetan juga dapat terjadi ketika pemudik berkendara pada arus balik usai Lebaran 2024.

Lalu, kapan kemacetan berpotensi terjadi dan di mana saja jalan akan macet saat arus mudik dan balik Lebaran 2024?

Baca juga: Link CCTV untuk Mengecek Pantauan Arus Mudik Lebaran 2024


Hari dan waktu potensi terjadi kemacetan

Pengamat transportasi Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna mengungkapkan puncak arus mudik Lebaran 2024 yang berpotensi terjadi kemacetan terjadi pada Selasa (9/4/2024).

 

Hal itu dengan perkiraan Lebaran atau Idul Fitri 1445 H yang akan jatuh pada Rabu (10/4/2024).

Sementara untuk waktu kemacetan dapat terjadi pada malam saat banyak pemudik memilih melakukan perjalanan pada malam hari akibat cuaca siang hari yang belakangan terlalu panas untuk berkendara.

Lebih lanjut, Yayat menambahkan kemacetan juga dapat terjadi setelah hari-H Lebaran 2024. Jalanan berpotensi macet pada hari ke-2 hingga ke-5 usai Idul Fitri.

"Pada waktu silaturahmi, Lebaran h+2, 3, 4, atau 5. Tanggal 11, 12, 13 (April 2024) itu waktu yang perlu diperhatikan oleh simpul ruas jalan menuju tempat wisata atau silaturahmi," kata Yayat saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/4/2024).

Sementara kemacetan pada arus balik usai Lebaran dapat terjadi menjelang waktu masuk kerja atau sekolah pada Minggu (14/4/2024) hingga Selasa (16/4/2024).

Baca juga: 7 Cara Cek Tarif Tol untuk Persiapan Mudik Lebaran 2024

Lokasi rawan macet dan cara mengatasinya

Kendaraan mengantre selepas pintu tol Gadog, Ciawi menuju jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (27/6). Antrean panjang terjadi akibat tingginya volume kendaraan warga Jabodetabek yang ingin mengisi libur Lebaran di jalur wisata Puncak, Bogor dan sekitarnya sehingga Polres Bogor memberlakukan sistem buka tutup satu arah untuk mengurai kepadatan. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/nz/17/p(ARIF FIRMANSYAH) Kendaraan mengantre selepas pintu tol Gadog, Ciawi menuju jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (27/6). Antrean panjang terjadi akibat tingginya volume kendaraan warga Jabodetabek yang ingin mengisi libur Lebaran di jalur wisata Puncak, Bogor dan sekitarnya sehingga Polres Bogor memberlakukan sistem buka tutup satu arah untuk mengurai kepadatan.
Lebih lanjut, Yayat mengatakan kemacetan wajar terjadi semasa periode libur Lebaran. Menurutnya, terdapat beberapa lokasi yang rawan mengalami kemacetan. 

Berikut sejumlah lokasi yang rawan macet pada masa Lebaran 2024 serta cara yang dapat dilakukan untuk terhindar kemacetan.

1. Pintu tol

Yayat menilai, kemacetan dapat terjadi di pintu tol akibat adanya waktu transaksi pembayaran retribusi jalan. Selain itu, volume kendaraan di lokasi tersebut cukup tinggi.

"Untuk mengurainya, di pintu-pintu tol harus diperbanyak gate-nya. Tapi kalau pintunya terbatas, waktunya akan lama," kata dia.

Alternatif lain, pemudik harus menyediakan uang yang cukup dalam uang elektronik serta jumlah tarif tol yang harus dibayarkan. Hal ini dapat mempercepat proses transaksi di pintu tol.

Halaman:

Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com