Berdasarkan pemantauan BMKG pada Selasa (12/3/2024), terdapat dua bibit siklon tropis yang tumbuh di wilayah Indonesia, yakni Bibit Siklon Tropis 91S dan Bibit Siklon Tropis 93P.
Saat itu, Bibit Siklon Tropis 93P terpantau di Teluk Carpentaria selatan Papua dengan gerakan ke arah timur dan tenggara.
Menurut Guswanto, potensi Bibit Siklon Tropis 93P untuk tumbuh menjadi siklon cenderung pada kategori rendah.
Di sisi lain, Bibit Siklon Tropis 91S saat itu terpantau di Samudra Hindia bagian tenggara dan barat daya Banten, bergerak ke arah tenggara menjauhi wilayah Indonesia.
Berbeda, potensi Bibit Siklon Tropis 91S untuk tumbuh menjadi siklon ada di kategori sedang hingga tinggi.
Guswanto memaparkan, bibit siklon tersebut pun masih terpantau berada di wilayah Indonesia.
"Masih terpantau, namun posisi sudah bergeser ke arah timur," kata Guswanto.
Baca juga: BMKG Deteksi Bibit Siklon Tropis 91S Saat Musim Pancaroba, Apa Dampaknya bagi Indonesia?
Per Kamis (14/3/2024), Bibit Siklon Tropis 91S terpantau di Samudra Hindia bagian tenggara selatan Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Sistem ini membentuk daerah konvergensi dan menginduksi daerah peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot di Samudra Hindia selatan Jawa-NTB," terang Guswanto.
Ada pula Bibit Siklon Tropis 94S di Teluk Carpentaria, yang membentuk daerah konvergensi memanjang di Australia bagian utara.
Sistem tersebut menginduksi daerah peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot dari Laut Banda dan Laut Timor hingga Australia bagian utara, Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga Australia bagian utara.
Guswanto mengatakan, bibit siklon tropis memberikan dampak secara tidak langsung terhadap hujan lebat hingga ekstrem di Indonesia.
Dia pun menambahkan, kondisi cuaca ekstrem masih akan mengintai Tanah Air hingga bulan depan.
"Cuaca ekstrem hujan lebat hingga ekstrem akan berakhir hingga akhir Maret-April senada dengan berakhirnya musim hujan menuju musim kemarau di awal bulan Mei 2024," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.