Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Perjuangan Paul Alexander, Lawan Polio Puluhan Tahun dengan Bantuan Paru-paru Besi...

Kompas.com - 14/03/2024, 14:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.comPaul Alexander meninggal dunia pada Senin (11/3/2024) usai berjuang melawan polio menggunakan bantuan paru-paru besi.

Paul Alexander yang tinggal di Dallas, Texas Utara, Amerika Serikat menghabiskan lebih dari 70 tahun hidup bernapas menggunakan paru-paru buatan berbentuk tabung besar.

Kondisi ini dilatarbelakangi oleh masalah paru-paru akibat penyakit polio yang dideritanya sejak kecil.

Meski hanya berbaring dalam paru-paru besi, Paul Alexander mampu bertahan hidup dalam waktu yang lama. Dia bahkan meraih sejumlah prestasi akademik dan berkarier profesional seperti orang biasa.

Keluarga Alexander akan mengadakan upacara pemakaman Paul di Dallas pada Rabu (20/3/2024).

Lantas, siapa itu Paul Alexander dan bagaimana perjuangannya hidup dibantu paru-paru besi melawan polio?

Baca juga: Jenis-jenis Penyakit Polio, dari Ringan hingga Menyebabkan Kelumpuhan


Sosok Paul Alexander

Paul Richard Alexander lahir pada Januari 1946 di Dallas, Texas, Amerika Serikat.

Diberitakan CBS News, Paul Alexander didiagnosis menderita polio pada 1952 saat baru berusia 6 tahun.

Penyakit ini membuat Paul lumpuh dari bagian leher ke bawah dan tidak dapat bernapas sendiri.

Untuk membantunya, dokter memasukkan Paul Alexander ke dalam paru-paru besi. Tabung besar tersebut merupakan alat bantu pernapasan mekanis yang mengontrol tekanan udara di sekitar tubuh sehingga, membantu paru-paru aslinya mengembang.

Paru-paru besi menyelamatkan ribuan anak selama epidemi polio pada masa itu. Namun, alat tersebut sebenarnya hanya digunakan untuk jangka waktu singkat.

Baca juga: Kisah Guru SMA Kena Gejala Mirip Flu, Berakhir Tangan dan Kaki Diamputasi

Ketika vaksin polio diberikan pada akhir 1950-an, alat bantu pernapasan lain dimasukkan langsung ke tenggorokan. Ini membuat pasien tidak perlu menggunakan paru-paru besi lagi.

Namun, dikutip dari The Guardian, Paul memilih tidak menjalani operasi pemasangan alat baru tersebut dan terus hidup menggunakan paru-paru besi karena sudah terbiasa.

Dia bahkan terus menggunakannya selama 71 tahun dan menjadi salah satu orang terakhir di dunia yang menggunakannya. Dokter pun tak mengira dia akan hidup selama itu.

Selama menggunakan paru-paru besi, Paul belajar menulis, mengetik, dan melukis hanya menggunakan tongkat yang digigit di mulut. Ini karena tangannya tidak bisa digunakan.

Baca juga: Gejala dan Tanda-tanda Polio pada Anak yang Harus Diwaspadai Orangtua

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com