Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Tahun MH370 Menghilang, Ilmuwan Kembangkan Cara Baru Lacak Pesawat Menggunakan Hewan Laut

Kompas.com - 14/03/2024, 13:00 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ilmuwan sedang mengembangkan cara baru untuk mengungkap misteri hilangnya pesawat MH370 dengan menggunakan teritip, artropoda yang masih berkerabat dengan kepiting dan udang.

Ilmuwan meneliti teritip yang tumbuh di sepotong puing pesawat MH370 bagian kanan yang terdampar di Pulau Reunion, sebelah timur Madagaskar, pada Juli 2015.

Sebagai informasi, pesawat Boeing 777-200ER milik Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 menghilang pada Sabtu (8/3/2014) dalam perjalanan dari Kuala Lumpur, Malaysia menuju Beijing, China. Saat akhirnya ditemukan, diasumsikan potongan puing tersebut sudah berada di laut selama 16 bulan lamanya.

Dalam kurun waktu tersebut, sepotong puing MH370 telah ditumbuhi teritip leher angsa dengan nama latin Lepas anatifera, dikutip dari New York Magazine, Kamis (7/3/2024).

Cangkang teritip berisi informasi penting tentang bagaimana awal mula mereka menempel pada suatu benda.

“Informasi” dari cangkang teritip inilah yang akan digunakan para ilmuwan untuk melacak jalur migrasi teritip hingga ke lokasi jatuhnya pesawat.

Ketua tim ilmuwan Australia yang melakukan misi ini, David Griffin mengatakan bahwa ia dan tim sedang berusaha untuk memberikan lebih banyak kepastian tentang keberadaan MH370 melalui penelitian dari teritip.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Malaysia Airlines MH370 Hilang, Diduga Jatuh di Samudra Hindia


Siklus hidup teritip dan kaitannya dengan MH370

Ilustrasi teritip di lautanbrianp3d/PIXABAY Ilustrasi teritip di lautan

Dalam tahap larva, teritip akan berenang bebas sebagai plankton di seluruh lautan yang ada di dunia.

Lalu, ketika teritip sudah siap untuk menjadi dewasa, hewan ini akan mulai mencari benda terapung untuk ditempeli.

Pada benda non-organik yang tidak membusuk, teritip dapat tumbuh selama bertahun-tahun.

Setelah menemukan tempat yang ideal, hewan ini akan menjelajahi benda tersebut dan mencari tempat yang pas, seperti lokasi yang dalam dan teduh serta jauh dari permukaan air, dan kemudian merekatkan kepala mereka di tempat tersebut.

Nantinya, teritip akan mulai membentuk cangkang dengan ciri berlapis-lapis seiring dengan pertumbuhannya.

Lapisan-lapisan yang terdapat dalam cangkang teritip ini dapat diidentifikasi melalui ilmu yang disebut sklerokronologi, dikutip dari National Geographic, Rabu (23/8/2023).

Profesor geokimia dari Universitas Kuwait, Nasser Al-Qattan mengibaratkan ilmu sklerokronologi seperti membaca sebuah buku tebal.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com