Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Wanita Beli Gaun Kuno Abad Ke-19 dan Temukan Pesan Rahasia di Kantongnya, Apa Isinya?

Kompas.com - 16/01/2024, 18:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang wanita yang berprofesi sebagai arkeolog, Sara Rivers Cofield membeli sebuah gaun kuno dari abad ke-19 di Searsport Antique Mall, Maine, Amerika Serikat pada 2013 silam.

Gaun yang diperkirakan berasal dari tahun 1880-an itu dibelinya dengan harga 100 dollar Amerika Serikat. Menurut Sara, harga itu terbilang cukup murah karena gaun tersebut memiliki sejarah, misteri, dan cerita tersendiri.

Dilansir dari Seattle Times, gaun kuno itu berwarna coklat perunggu dengan kondisi yang masih bagus.

Roknya panjang dan mengembang dengan kancing logam yang menggambarkan motif Shakespeare.

Tak disangka-sangka, Sara menemukan secarik pesan di kantong gaun tersebut. Pesan itu berisi tulisan kode yang tidak diketahuinya.

"Bismark, omit, leafage, buck, bank
Calgary, Cuba, unguard, confute, duck, Fagan," tulis pesan tersebut.

"Saya pikir ini mungkin bagian dari cerita mata-mata," kata dia.

Sebuah label juga dijahit pada gaun tersebut yang bertuliskan nama, "Bennett".

Sara pun mengunggah kertas bertuliskan kode rahasia itu ke blog pribadinya dengan harapan ada yang berhasil memecahkan kode tersebut.

Lantas, apa isi pesan dalam kertas tersebut?

Baca juga: Kisah Went, Wanita yang Terbangun dari Tidur dengan Aksen Asing, Apa yang Terjadi?

Kode laporan cuaca

Beberapa orang menyadari bahwa tulisan itu kemungkinan besar merupakan pesan telegraf berkode.

Telegraf adalah bentuk komunikasi tercepat sepanjang abad ke-19. Cara komunikasi itu menggunakan kode untuk melindungi privasi seseorang, sama halnya dengan kata sandi yang masih digunakan hingga hari ini.

Belakangan, seorang analis di Pusat Ilmu Pengamatan Bumi di Universitas Manitoba, Kanada, Wayne Chan berhasil mengungkap pesan di balik kode rahasia tersebut.

"Saya mengerjakannya selama beberapa bulan, tetapi tidak berhasil. Saya mengesampingkan dan tidak melihatnya lagi," kata dia, dilansir dari CNN, Senin (15/1/2024).

Peneliti yang gemar memecahkan kode itu kemudian meneliti era telegraf, termasuk kode cuaca yang digunakan di Amerika Utara.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com