Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Seseorang Bisa Overdosis Kafein? Ini Penjelasannya...

Kompas.com - 10/01/2024, 06:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

Efek kafein pada tubuh

Asalkan dosis kafein yang dikonsumsi masih dalam batas yang dapat ditoleransi tubuh, efek samping khas dari kafein dapat meliputi:

  • Merasa lebih terjaga atau waspada
  • Merasa gelisah, cemas, atau mudah marah
  • Peningkatan suhu tubuh
  • Dehidrasi
  • Sakit kepala
  • Pernapasan lebih cepat
  • Detak jantung lebih cepat.

Umumnya efek tersebut berlangsung dalam jangka pendek. Alias, bisa hilang sendiri setelah beberapa saat.

Tapi, Anda juga perlu waspada dengan overdosis kafein apabila kadar senyawa ini sangat berlebihan. 

Gejala overdosis kafein

Gejala overdosis kafein bisa meliputi:

  • Detak jantung yang sangat cepat atau tidak teratur
  • Tubuh rasanya tidak stabil
  • Merasa mual atau muntah-muntah
  • Kebingungan
  • Serangan panik.

Selain itu, perlu dipertimbangkan juga untuk tidak mengonsumsi alkohol bersamaan dengan kafein. Kombinasi keduanya bisa berbahaya.

Janin atau bayi baru lahir tidak mampu memecah kafein dengan cepat. Jadi, ibu hamil dan menyusui juga sebaiknya berkonsultasi ke dokter sebelum mengonsumsi asupan ini.

Baca juga: Kafein Memicu atau Mengobati Sakit Kepala?

Batas konsumsi kafein

Untuk mencegah overdosis kafein, setiap orang dianjurkan tidak mengonsumsi senyawa ini secara berlebihan, terutama pada ibu hamil dan ibu menyusui. 

American College of Obstetricians and Gynecologists menyarankan, ibu hamil untuk membatasi konsumsi kafein kurang dari 200 mg per hari atau setara dengan 1-2 cangkir kopi.

Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyarankan agar ibu menyusui untuk membatasi asupan kopi, atau sekadar icip-icip minum kopi dan asupan berkafein lainnya, dengan begitu asupan ini tidak berdampak pada bayi.

CDC merekomendasikan untuk asupan kopi rendah hingga sedang adalah 300 mg per hari, atau maksimal 2 cangkir kopi.

Namun, ibu menyusui harus mempertimbangkan untuk mengurangi asupan kafeinnya jika bayi tampak mudah tersinggung atau rewel.

Menurut FDA, American Academy of Pediatrics juga melarang anak-anak dan remaja mengonsumsi kafein. Secara khusus, minuman energi dapat mengandung gula dan kafein dalam jumlah yang tidak sehat.

Kafein mungkin memiliki efek yang lebih parah pada seseorang yang memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Meskipun tidak ada hubungan jelas yang menghubungkan kafein dan kesehatan jantung, orang yang lebih sensitif terhadap kafein mungkin mengalami jantung berdebar-debar dan mungkin ingin mengurangi asupan kafeinnya.

Efek kafein dapat memengaruhi orang secara berbeda, tergantung pada kesehatan umum, usia, berat badan, dan tinggi badan.

Seseorang yang tidak biasa mengonsumsi kafein mungkin akan merasakan efeknya lebih terasa dibandingkan orang yang sering minum kopi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com