Alih-alih "tidak berubah", cobalah untuk mengatakan, "Aku harus lebih memikirkan apa yang kamu katakan. Aku ingin terbuka terhadap masukan, meski sulit untuk didengar."
Baca juga: Bagian Tubuh yang Menyingkap Kepribadian dan Kecerdasan Manusia
Mengabaikan perasaan orang lain secara terang-terangan merupakan tanda rendahnya kecerdasan emosional.
Kurangnya empati terhadap orang lain, terutama saat berada di masa sulit, akan mempersulit pengembangan hubungan yang saling menguntungkan dan mendukung di masa depan.
Sebagai ganti ketidakpedulian, cobalah untuk merespons dengan kalimat, "Turut prihatin karena kamu merasa kesal. Bagaimana aku bisa membantumu saat ini?"
Baca juga: 7 Minuman yang Baik untuk Meningkatkan Kecerdasan Anak
Orang dengan kecerdasan emosional tinggi, tidak akan menyalahkan dunia atau orang lain atas perasaannya.
Mereka cenderung memahami bahwa emosi berkaitan dengan cara memandang suatu keadaan secara internal.
"Emosi kita bukanlah tanggung jawab orang lain untuk memperbaikinya. Itu adalah kesempatan untuk memahami diri sendiri dan menetapkan batasan," tutur Warren.
Oleh karena itu, sebaiknya menyikapi dengan berkata, "Aku merasa sangat emosional saat ini. Persepsiku tentang situasi ini adalah..."
Baca juga: Dapatkan Kecerdasan Buatan Mengalahkan Manusia?
Orang yang cerdas secara emosional cenderung dapat memberikan umpan balik yang baik. Demikian pula saat menerima pendapat atau perspektif dari orang lain.
Bukan menyalahkan orang lain atas pandangannya, mereka lebih fokus pada sudut pandang atau pengalaman hidup orang lain.
Untuk itu, pilihan kalimat yang baik untuk diucapkan, yakni "Aku ingin mendengar sudut pandangmu. Bisakah kamu membantuku memahami mengapa kamu merasa seperti ini?"
Baca juga: Siapakah yang Mewariskan Kecerdasan dan Kebodohan, Ayah atau Ibu?
Mampu mendengarkan pengalaman orang lain tanpa bereaksi berlebihan atau tersinggung adalah tanda kunci kecerdasan emosional.
Dengan demikian, seseorang tersebut memiliki rasa kesadaran diri dan harga diri yang tinggi.