Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agung Setiyo Wibowo
Author

Konsultan, self-discovery coach, & trainer yang telah menulis 28 buku best seller. Cofounder & Chief Editor Kampusgw.com yang kerap kali menjadi pembicara pada beragam topik di kota-kota populer di Asia-Pasifik seperti Jakarta, Singapura, Kuala Lumpur, Manila, Bangkok, Dubai, dan New Delhi. Founder & Host The Grandsaint Show yang pernah masuk dalam Top 101 podcast kategori Self-Improvement di Apple Podcasts Indonesia versi Podstatus.com pada tahun 2021.

Dapatkan Kecerdasan Buatan "Mengalahkan" Manusia?

Kompas.com - 25/05/2023, 16:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BELAKANGAN masyarakat tanah air dihebohkan dengan hadirnya ChatGPT. Linimasa di berbagai platform media sosial menjadikannya viral.

Berbagai diskusi dari yang sangat formal ala dunia akademis hingga obrolan di kedai kopi membahasnya dari berbagai sisi.

Pelaku bisnis, profesional di berbagai level, dan mahasiswa begitu terlihat "kepo" dengan kemunculannya. Sebagian menyikapinya dengan begitu sangat optimistis. Sebagian lagi menganggapnya biasa saja. Sisanya cemas bukan kepalang.

ChatGPT (Generative Pre-Training Transformer) merupakan kecerdasan buatan (AI) dengan cara kerja mengandalkan format percakapan.

Dibesut pada 2015, kehadirannya diklaim begitu membantu pekerjaan kita. Berkat ChatGPT, masyarakat mulai makin terbuka pandangannya dengan kecerdasan buatan meskipun ChatGPT "hanya" salah satu contoh terobosan AI.

Mungkinkah AI mengalahkan manusia?

Ketika dihadapkan dengan pesatnya pertumbuhan teknologi kecerdasan buatan (AI), dunia bisnis tentu dimudahkan dengan proses otomatis yang membuat pekerjaan menjadi lebih mudah, lebih cepat, dan lebih efisien.

Di sisi lain, para karyawan tak bisa dipungkiri "kebakaran jenggot" karena takut kehilangan pekerjaan dan digantikan oleh mesin.

Meskipun AI dirancang untuk menggantikan kerja manual dengan cara yang lebih efektif dan lebih cepat dalam melakukan pekerjaan; AI sampai kapan pun tidak dapat "mengalahkan" manusia.

Mengapa demikian? Apa sisi lain AI yang perlu kita pahami lebih jauh?

Pertama, nihil (atau minim)-nya kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor pembeda yang membuat manusia selalu relevan di dunia kerja.

Pentingnya kecerdasan emosional di ruang kerja tidak bisa dilebih-lebihkan, terutama saat berhadapan dengan klien.

Sebagai makhluk sosial, salah satu kebutuhan dasar manusia yang tak terbantahkan adalah kebutuhan akan hubungan emosional dengan orang lain.

AI mencoba meniru kecerdasan manusia, tetapi kecerdasan emosional tidak semudah meniru kecerdasan intelektual.

Mengapa? Karena itu membutuhkan empati dan pemahaman mendalam tentang pengalaman manusia, terutama rasa sakit dan penderitaan, dan AI sama sekali tidak merasakan sakit.

Pemilik bisnis yang cerdas dan eksekutif perusahaan memahami pentingnya menarik emosi staf dan klien mereka. Sebuah mesin tidak dapat mencapai tingkat koneksi sebaik manusia.

Sementara itu sebagai manusia, ada cara untuk meningkatkan kecerdasan emosional kita.

Terlepas dari seberapa baik mesin AI diprogram untuk merespons manusia, kecil kemungkinan manusia akan mengembangkan hubungan emosional yang kuat dengan mesin.

Oleh karena itu, AI tidak dapat menggantikan manusia, terutama karena berhubungan dengan orang lain sangat penting untuk pertumbuhan bisnis.

Kedua, hanya dapat bekerja dengan data yang dimasukkan. AI hanya dapat berfungsi berdasarkan data yang diterimanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com