Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Gunung Api yang Meletus pada Desember 2023, Apa Saja?

Kompas.com - 06/12/2023, 11:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah gunung berapi di Indonesia mengalami erupsi jelang akhir tahun 2023.

Pada Desember 2023, sudah ada empat gunung berapi di Indonesia yang mengalami erupsi.

Tak hanya itu, beberapa gunung berapi juga telah ditetapkan dengan status level III atau Siaga, lantaran mengalami peningkatan aktivitas vulkanik.

Lantas, gunung berapi mana saja yang mengalami erupsi pada Desember 2023?

Baca juga: Letusan Gunung Marapi Disebut Bisa Picu Aktivitas Gunung Fuji di Jepang, Ini Kata PVMBG


4 gunung api yang meletus pada Desember 2023

Berikut empat gunung berapi di Indonesia yang alami erupsi pada Desember 2023:

1. Gunung Merapi

Pada Jumat (1/12/2023) malam, gunung Merapi yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah ini kembali mengalami erupsi.

Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (2/12/2023), awan panas guguran (APG) meluncur sejauh 2.000 meter ke arah barat daya (Kali Bebeng) pada pukul 19.27 WIB dan 1.200 meter ke arah selatan (Kali Boyong) pada 19.47 WIB.

Berdasarkan pantauan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), luncuran APG pertama terjadi selama 228 detik dengan amplitudo maksimal 40 milimeter.

Kemudian, disusul luncuran kedua dengan durasi 132 detik dan apmlitudo maksimal sebesar 42 milimeter.

Ini merupakan bagian dari rentetan aktivitas vulkanik yang telah terjadi sejak 11 Mei 2018. Sejak saat itu, aktivitas vulkanik gunung Merapi terus meningkat.

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis BPPTKG, saat ini gunung Merapi masih berstatus Level III atau "Siaga" sejak 5 November 2020.

Baca juga: Sering Dianggap Sama, Ini Perbedaan Gunung Marapi dan Gunung Merapi

2. Gunung Marapi

Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat meletus secara tiba-tiba pada Minggu (3/12/2023) sekitar pukul 15.00 WIB.

Akibatnya, puluhan pendaki terjebak di atas gunung, 15 di antaranya meninggal dunia.

Berdasarkan pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi eksplosif gunung Marapi tersebut memiliki tinggi kolom abu sekitar 5.891 meter dari permukaan laut atau sekitar 3.000 meter di atas puncak gunung.

Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan, erupsi gunung Marapi tidak didahului oleh peningkatan gempa vulkanik yang signifikan.

Bahkan, gempa vulkanik dalam hanya terekam tiga kali pada tanggal 16 November 2023 hingga 2 Desember 2023.

"Hal ini menunjukkan bahwa proses erupsi berlangsung cepat dan pusat tekanan sangat dangkal, ada di sekitar puncak," ujarnya dikutip dari Kompas.id.

Hingga kini, gunung Marapi masih berstatus Level II atau Waspada sejak 2011.

Baca juga: Update Terkini Letusan Gunung Marapi: Jumlah Korban dan Upaya Penanganan

3. Gunung Ili Lewotolok

Erupsi Gunung Ili Lewotolok di Lembata siang tadi. ANTARA/HO. ANTARA/HO. Erupsi Gunung Ili Lewotolok di Lembata siang tadi. ANTARA/HO.

Gunung Ili Lewotolok yang berada di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali meletus pada pada Selasa, (5/12/2023), pukul 17.41 Wita.

Dikutip dari Kompas.com, Selasa, Kepala Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok, Stanislaus Ara Kian mengatakan, letusan tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 23.5 mm dengan durasi lebih kurang 1 menit.

Sementara itu, tinggi kolom abu yang teramati sejauh 500 meter di atas puncak atau sekitar 1.923 meter di atas permukaan laut.

"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah barat laut," ujar Stanislaus dalam keterangannya, Selasa.

Gunung Ili Lewotolok sendiri statusnya telah dinaikkan PVMBG menjadi level III atau Siaga sejak tanggal 29 November 2020.

Baca juga: Adakah Kaitan Erupsi Gunung Marapi, Anak Krakatau, dan Ili Lewotolok?

4. Gunung Anak Krakatau

Terbaru, gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda, Lampung Selatan, Provinsi Lampung juga mengalami erupsi pada Rabu (6/12/2023) sekitar pukul 06.00 WIB.

Menurut laporan dari laman resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi itu memiliki tinggi lontaran kolom abu mencapai 1.000 meter di atas puncak atau sekitar 1.157 meter di atas permukaan laut.

Kolom abu berwarna hitam dengan intensitas tebal dari gunung itu condong mengarah ke arah barat daya laut.

Sementara itu, Koordinator PVMBG, Ahmad Basuki menyampaikan, gunung Anak Krakatau mengalami erupsi sebanyak 164 kali sejak 26 November 2023 hingga 4 Desember 2023.

Ia melanjutkan, erupsi baru-baru ini terjadi lantaran adanya kenaikan magma ke permukaan akibat kondisi geologis gunung tersebut.

(Sumber: Kompas.com/Aditya Priyatna Darmawan, Serafinus Sandi Hayon Jehadu | Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh, Farid Assifa)

Baca juga: Ini Penyebab Gunung Anak Krakatau Meletus Menurut PVMBG

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com