Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Efek Samping Bayam, Ada Potensi Beracun jika Dikonsumsi Keliru

Kompas.com - 05/12/2023, 06:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bayam adalah salah satu sayuran berdaun hijau dengan gizi dan khasiat melimpah untuk kesehatan.

Kaya akan berbagai vitamin dan mineral, manfaat bayam dapat dirasakan oleh kulit, rambut, serta tulang dan gigi.

Dilansir dari Medical News Today, 100 gram bayam mengandung 28,1 miligram vitamin C, sekitar 34 persen dari jumlah harian yang direkomendasikan.

Vitamin C sangat penting untuk membangun dan memelihara kolagen, yang memberikan struktur pada kulit dan rambut, serta memperkuat tulang dan gigi.

Baca juga: Apakah Makan Bayam dan Kangkung Bisa Picu Asam Urat?

Sayuran ini juga mengandung zat besi, mineral yang berperan penting dalam pembentukan hemoglobin dalam darah, sehingga membantu mencegah kondisi kurang darah atau anemia.

Dengan sekitar 24 miligram magnesium per 100 gramnya, bayam berpotensi menjaga fungsi otot dan saraf, irama jantung tetap teratur, serta tekanan darah terkontrol.

Tak sampai di situ, konsumsi bayam pun baik untuk penderita diabetes berkat antioksidan bernama asam lipoat atau alpha lipoic acid.

Berdasarkan penelitian, antioksidan tersebut dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah, meningkatkan sensitivitas insulin, serta mencegah stres oksidatif pada pasien diabetes.

Lantas, adakah efek samping bayam?

Baca juga: 7 Manfaat dan Efek Samping Kangkung jika Dimakan Setiap Hari


Baca juga: Cara Tepat Menyimpan Bayam agar Tak Mudah Layu

Efek samping bayam

Olahan sayur bayam biasanya aman dikonsumsi sebagai bagian dari asupan makanan bergizi seimbang.

Namun, beberapa orang mungkin akan mendapatkan manfaat lebih dengan membatasi sayuran ini.

Makan bayam berlebihan juga perlu dihindari lantaran berpotensi menyebabkan beberapa efek merugikan.

Berikut efek samping mengonsumsi bayam:

1. Risiko batu ginjal

Bayam adalah bahan pangan yang kaya akan asam oksalat, senyawa alami yang terdapat pada tumbuhan.

Menurut Kementerian Kesehatan, selain dari makanan, senyawa ini juga diproduksi oleh organ liver atau hati.

Kadar oksalat yang terlalu tinggi dalam tubuh dapat membentuk kristal atau batu yang akan menetap di ginjal.

Terkadang, batu berukuran kecil dapat melewati saluran kemih dan keluar melalui urine tanpa menimbulkan rasa sakit.

Namun, batu yang terlalu besar dapat mengganggu aliran urine di ginjal, ureter, kandung kemih, maupun uretra, sehingga memicu rasa sakit.

Lantaran kaya akan oksalat, mengonsumsi bayam berpotensi meningkatkan risiko batu ginjal pada beberapa orang.

Selain itu, bayam juga tinggi kalium, yang dapat menimbulkan efek berbahaya bagi penderita penurunan fungsi ginjal jika terlalu banyak.

Baca juga: Apakah Makan Bayam dan Kangkung Bisa Picu Asam Urat?

2. Interaksi obat

Ilustrasi smoothie bayam. Konsumsi bayam bersama dengan obat pengencer darah berpotensi memicu interaksi yang merugikan.Unsplash/Jugoslocos Ilustrasi smoothie bayam. Konsumsi bayam bersama dengan obat pengencer darah berpotensi memicu interaksi yang merugikan.

Dikutip dari Livestrong, bayam mengandung vitamin K dalam jumlah tinggi yang membantu mencegah pendarahan berlebihan dengan mempercepat proses pembekuan darah.

Sayangnya, mengonsumsi sayur bayam berpotensi mengganggu kinerja obat pengencer darah, seperti warfarin.

Warfarin berguna mencegah pembekuan darah yang dapat menyebabkan sumbatan pada pembuluh.

Biasanya, obat jenis ini dikonsumsi di bawah pengawasan dokter oleh penderita stroke dan penyakit jantung untuk mencegah pembekuan darah.

Kendati demikian, konsumsi bersamaan dengan makanan kaya vitamin K seperti bayam berpotensi membuat warfarin tidak bekerja secara maksimal.

Oleh sebab itu, orang yang rutin mengonsumsi obat pengencer darah perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum makan bayam untuk mendapat dosis yang tepat.

Baca juga: Sering Ada di Mi Ayam dan Bakso, Ketahui 3 Efek Samping Caisim bagi Tubuh

3. Alergi

Kandungan salisilat dalam bayam dapat memicu reaksi alergi pada beberapa orang, meski jarang terjadi.

Seseorang dengan toleransi salisilat rendah mungkin mengalami reaksi alergi, bahkan hanya dengan sedikit asupan zat ini.

Gejala alergi salisilat, antara lain kesulitan bernapas, gatal dan iritasi kulit, serta bengkak di tangan dan kaki.

Pada individu yang alergi, makan bayam juga dapat menyebabkan masalah pencernaan, termasuk diare dan perut kembung.

Baca juga: 6 Efek Samping Kubis, Tetap Mengintai Kesehatan meski Tanpa Digoreng

4. Potensi beracun

Ilustrasi sayur bening bayam. Mendiamkan bayam lebih dari 5 jam dapat mengubah makanan bergizi ini menjadi beracun.SHUTTERSTOCK/tyasindayanti Ilustrasi sayur bening bayam. Mendiamkan bayam lebih dari 5 jam dapat mengubah makanan bergizi ini menjadi beracun.

Efek samping bayam selanjutnya dapat terjadi jika tidak segera dimakan atau kembali dipanaskan untuk menghangatkan masakan.

Bahkan, dilansir dari Kompas.com, Rabu (11/3/2020), sayur bayam sebaiknya tidak dikonsumsi setelah didiamkan lebih dari 5 jam.

Hal tersebut dikarenakan bayam mengandung nitrat (NO3), senyawa yang sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh.

Namun, jika teroksidasi dengan udara, senyawa nitrat akan berubah menjadi nitrit (NO2), zat tanpa warna atau bau dengan sifat beracun.

Selain itu, bayam juga sebisa mungkin sesegera mungkin untuk diolah setelah membelinya.

Pasalnya, semakin lama bayam disimpan, termasuk di dalam kulkas, kadar senyawa nitrit yang bersifat racun akan terus meningkat.

Baca juga: Bolehkah Sayur Bayam Dipanaskan? Ini Jawabannya!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com