KOMPAS.com - Caisim atau sawi hijau adalah salah satu sayuran yang banyak menghiasi hidangan Indonesia.
Dengan tangkai panjang serta daun lebar memanjang berwarna hijau, caisim memberikan rasa renyah yang menyegarkan.
Masyarakat kerap menambahkan bahan pangan ini ke berbagai jenis hidangan, termasuk ke dalam semangkuk bakso dan mi ayam.
Tak hanya menambah cita rasa makanan, mengonsumsi caisim juga membantu melengkapi nutrisi untuk tubuh.
Berdasarkan data Panganku Kementerian Kesehatan, caisim segar yang belum diolah menyediakan protein, serat, dan karbohidrat.
Sayuran berdaun hijau ini juga kaya akan mineral penting, seperti kalsium, fosfor, zat besi, natrium, kalium, tembaga, dan seng.
Sejumlah vitamin, termasuk vitamin K, C, B kompleks, serta beta karoten yang akan diubah menjadi vitamin A oleh tubuh, turut terkandung dalam caisim.
Lantas, adakah efek samping caisim?
Baca juga: 4 Efek Samping Kentang, Ketahui Orang yang Perlu Membatasinya!
Sama seperti sayuran berdaun hijau lain, caisim umumnya sangat aman untuk dikonsumsi, serta memberikan banyak manfaat bagi kesehatan.
Dilansir dari Eat This, rutin makan sayuran berdaun hijau membantu mengurangi risiko sembelit, obesitas, penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes.
Bahkan, meski masih banyak sayuran dengan segudang manfaat, sayuran berdaun hijau seperti caisim kerap dianggap sebagai makanan paling bermanfaat.
Sayangnya, bahan pangan ini juga dapat menjadi bumerang yang memberikan efek samping pada beberapa orang, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.
Berikut potensi efek samping caisim bagi tubuh:
Caisim kaya akan vitamin K yang membantu mencegah pendarahan berlebihan dengan mempercepat proses pembekuan darah.
Jika tubuh kekurangan vitamin K, darah akan sukar membeku. Imbasnya, seseorang akan cenderung mudah mengalami pendarahan dan luka yang sulit sembuh.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.