Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Kondisi Tubuh yang Tak Dianjurkan Konsumsi Jahe, Berapa Dosis Amannya?

Kompas.com - 03/12/2023, 07:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jahe adalah tanaman akar asal Asia Tenggara dengan ciri khas rasa dan manfaat kesehatan yang kuat.

Selain untuk menyedapkan masakan, sejumlah penelitian telah mengungkap banyak khasiat saat mengonsumsi rimpang jahe.

Rimpang ini mengandung vitamin C, magnesium, dan kalium yang membantu meningkatkan kesehatan tubuh.

Namun, dilansir dari laman UCLA Health, senjata rahasia yang menyimpan banyak manfaat dari tanaman ini adalah kandungan alami bernama gingerol.

Baca juga: 6 Manfaat Air Rebusan Jahe Ditambah Lemon, Apa Saja?

Gingerol merupakan minyak alami yang memberikan rasa dan aroma unik pada jahe. Kandungan ini juga bekerja sebagai antioksidan dan antiinflamasi yang mencegah berbagai penyakit kronis.

Terlepas dari manfaatnya, mengonsumsi jahe baik dalam dosis sedang maupun besar dapat memberikan dampak buruk pada orang dengan kondisi tertentu.

Lantas, siapa saja orang yang tak dianjurkan mengonsumsi jahe?

Baca juga: 5 Efek Samping Minum Wedang Jahe Merah, Apa Saja?


Baca juga: 4 Manfaat Minum Teh Jahe dan Serai bagi Kesehatan, Apa Saja?

Kondisi yang tak dianjurkan konsumsi jahe

Meski jahe secara umum dianggap aman untuk dikonsumsi, ada kalanya seseorang dianjurkan untuk membatasi atau bahkan menghindarinya sama sekali.

Berikut sejumlah kondisi yang tak dianjurkan untuk makan atau minum jahe:

1. Hemofilia

Dilansir dari laman Well and Good, kekhawatiran paling penting saat mengonsumsi rimpang ini adalah orang yang memiliki kelainan darah seperti hemofilia.

Hemofilia adalah kondisi medis saat darah sulit membeku. Gangguan ini ditandai dengan kemunculan banyak memar, nyeri dan pembengkakan sendi, serta darah yang tak berhenti mengalir saat terluka.

Jahe memiliki sifat antikoagulan atau pengencer darah yang ringan, sehingga dapat meningkatkan risiko pendarahan pada orang dengan hemofilia.

2. Konsumsi obat pengencer darah

Karena sifat antikoagulannya, siapa pun yang mengonsumsi obat pengencer darah, seperti warfarin atau aspirin, juga perlu berhati-hati terhadap jahe.

Sebab, rutin mengonsumsi jahe bersamaan dengan obat-obatan tersebut berpotensi memperkuat efek pengencer darah.

Kondisi tersebut dikhawatirkan dapat memperburuk pendarahan atau memar yang berlebihan pada tubuh.

Warfarin atau aspirin sendiri biasanya dikonsumsi oleh orang dengan penyakit jantung koroner, gangguan irama jantung, serta pasca-operasi penggantian katup jantung, untuk mencegah pembekuan darah.

Baca juga: 7 Khasiat Jahe serta Efek Sampingnya bagi Tubuh

3. Diabetes

Ilustrasi diabetes.Dok. Shutterstock/Proxima Studio Ilustrasi diabetes.

Konsumsi jahe dalam bentuk olahan apa pun sebenarnya bermanfaat membantu menurunkan kadar glukosa darah.

Namun, penderita diabetes perlu memantau kadar gula darahnya dengan cermat jika mengonsumsi jahe dalam jumlah besar.

Mereka yang rutin minum obat diabetes, seperti insulin atau obat antidiabetes oral, pun wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum mulai mengonsumsi jahe.

Konsultasi bertujuan untuk mengetahui dosis obat dan jahe yang perlu diminum agar gula darah tetap stabil dan tidak anjlok.

4. Riwayat asam lambung

Orang yang memiliki riwayat penyakit asam lambung atau refluks asam juga harus mewaspadai asupan jahe.

Penyakit asam lambung adalah kondisi saat cairan asam lambung naik ke esofagus atau kerongkongan.

Dipicu pola makan tak teratur dan stres, penderita umumnya akan merasakan gejala seperti nyeri panas di dada atau heartburn setelah makan dan memburuk ketika berbaring.

Dikutip dari Medical News Today, asupan jahe berlebihan dapat memperburuk gejala asam lambung.

Berdasarkan sebuah tinjauan sistematis pada 2020, sebanyak 16 dari 109 penelitian dan ulasan yang diperiksa melaporkan heartburn sebagai efek samping minum air rebusan jahe terlalu banyak.

Namun, artikel pada 2014 menemukan, mengonsumsi 1 gram hingga 1,5 gram jahe kering per hari dapat membantu meredakan sensasi nyeri terbakar di dada.

Baca juga: 5 Efek Samping Minum Rebusan Jahe, Kunyit, dan Serai, Apa Saja?

5. Tekanan darah tinggi

Orang dengan tekanan darah tinggi perlu berhati-hati saat mengonsumsi rimpang jahe dalam bentuk apa pun.

Bukan karena jahe meningkatkan tekanan darah, melainkan efeknya yang dinilai cukup efektif dalam mengontrol tensi.

Faktanya, beberapa penelitian, seperti penelitian pada 2019 yang diterbit dalam Phytotherapy Research menunjukkan, jahe dapat menurunkan tekanan darah pada orang dengan hipertensi.

Namun, orang yang rutin minum obat untuk mengendalikan tekanan darah tinggi dan mengonsumsinya bersama jahe, justru berisiko membuat tensi anjlok.

Oleh karena itu, perlu konsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk menyesuaikan dosis obat maupun jahe yang akan dikonsumsi.

6. Hamil

Sejumlah penelitian telah membuktikan, jahe efektif untuk meredakan mual pada wanita hamil. Kendati demikian, konsumsi jahe pada wanita hamil pun tak dapat sembarangan.

Rimpang ini memiliki efek antikoagulan yang dapat meningkatkan risiko keguguran pada wanita hamil.

Sebelum mulai mengonsumsi jahe, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan.

Baca juga: Hangatkan Tubuh dan Kontrol Gula Darah, Kenali 3 Efek Samping Minum Rebusan Jahe

Dosis jahe yang aman dikonsumsi

Jahe adalah salah satu herbal yang dapat menjadi obat alami. Berapa dosis amannya?shutterstock.com/Charoenkrung_Studio99 Jahe adalah salah satu herbal yang dapat menjadi obat alami. Berapa dosis amannya?

Bagi orang dengan kondisi normal atau tanpa masalah kesehatan, jahe umumnya aman dikonsumsi setiap hari.

Namun, para ahli menyarankan untuk membatasi maksimal 3-4 gram sehari, serta 1 gram jahe sehari untuk wanita hamil.

Mengonsumsi lebih dari 6 gram jahe sehari telah terbukti menyebabkan masalah pencernaan, seperti refluks asam, mulas, dan diare.

Sementara itu, 1 gram jahe setidaknya setara dengan:

  • Setengah sendok jahe bubuk
  • Satu sendok jahe mentah parut
  • Empat gelas rendaman air dengan setengah sendok jahe parut.

Baca juga: 4 Manfaat Rutin Minum Air Rebusan Jahe, Kunyit, dan Serai, Apa Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 28-29 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 28-29 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Kolesterol Tinggi yang Kerap Diabaikan | Bantah Bunuh Vina, Pegi Tetap Diancam Hukuman Mati

[POPULER TREN] Tanda Kolesterol Tinggi yang Kerap Diabaikan | Bantah Bunuh Vina, Pegi Tetap Diancam Hukuman Mati

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Tren
Kekuasaan Sejarah

Kekuasaan Sejarah

Tren
Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Tren
Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Tren
Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Tren
Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Tren
Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Tren
Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Tren
Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Tren
Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Tren
Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Tren
Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Tren
Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com