Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Bahaya Lumpur Hidup? Tanah yang Disebut Dapat Menyedot Manusia

Kompas.com - 16/11/2023, 14:15 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Lumpur hidup, adalah sebidang tanah yang tampak kokoh, namun ketika diinjak, dapat “mengisap” atau menenggelamkan.

Lumpur hidup pada dasarnya adalah pasir hisap, sehingga ia juga umum dikenal dengan nama pasir hisap.

Lumpur hidup atau pasir hisap merupakan campuran pasir dan air, atau pasir dan udara, yang tampak padat, namun menjadi tidak stabil bila terganggu oleh tekanan tambahan.

Dikutip dari laman Scientific American, pada pasir biasa, butir-butirnya tersusun rapat untuk membentuk massa yang kaku, sekitar 25-30 persen ruang di antara butir-butir tersebut terisi udara atau air.

Baca juga: Mengenal Fenomena Supernova dan Sesuatu yang Terjadi Setelahnya


Karena banyak butiran pasir yang berbentuk memanjang dibanding bulat, butiran yang longgar dapat menghasilkan pasir yang rongganya membentuk 30-70 persen massanya.

Jarak antar butir pasir jauh lebih besar daripada ruang yang ditempatinya. Pasir tersebut runtuh ketika gaya tambahan dari beban, getaran, atau migrasi air ke atas mengalahkan gesekan yang menyatukan butiran-butiran tersebut.

Pasir hisap dapat ditemukan di banyak tempat, terutama di sungai atau anak sungai yang mengalir ke laut, di pantai saat air surut, di sepanjang tepi sungai atau di sungai dengan dasar berpasir.

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Prefektur di Jepang?

Sejalan dengan itu, dilansir dari laman Australian Geographic, lumpur hidup atau pasir hisap adalah contoh permainan fisika.

Misalnya, tanah liat di pasir hisap Iran membantu menciptakan matriks yang menstabilkan butiran pasir yang lepas di air asin.

Area tersebut stabil terhadap hujan, tetapi jika Anda menginjaknya, benda tersebut tidak dapat menopang berat badan Anda.

Pasir hisap yang tadinya padat sesaat sebelum Anda menginjaknya, kemudian bisa mencair ketika berada di bawah tekanan.

Sebab, matriks butiran pasir lepas runtuh. Air dipaksa keluar dan Anda terjebak dalam cengkeraman sisa pasir dan tanah liat.

Baca juga: Mengenal Route 66 dan Alasan Mengapa Jalan Raya Ini Sangat Populer

Seberapa berbahaya lumpur hidup?

Ilustrasi seseorang di lumpur hidup.Shutterstock/William.Visuals Ilustrasi seseorang di lumpur hidup.

Anggapan bahwa lumpur hidup sangat berbahaya umumnya berasal dari gambaran yang ditampilkan dalam film-film.

Di mana ada sebidang tanah yang tampak kokoh, ketika diinjak, ternyata memiliki konsistensi seperti bubur. Dan ketika seseorang terjebak, ia akan tenggelam ke dalam lumpur tersebut.

Lumpur hidup kemudian menjadi hal yang menakutkan dan dianggap sebagai salah satu area paling berbahaya. Namun, faktanya ternyata tidak demikian.

Dilansir dari laman Britannica, pada dasarnya mustahil seseorang yang masuk dalam lumpur hidup tenggelam dan mati seperti yang digambarkan dalam film.

Itu karena lumpur hidup atau pasir hisap lebih padat dibanding tubuh manusia. Manusia atau hewan bisa terjebak di dalamnya, tapi tidak sampai tersedot ke dasar.

Baca juga: Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan antara Holland dan Belanda

Kaki manusia cukup padat, sehingga mungkin tenggelam, namun batang tubuh mengandung paru-paru, sehingga mengapung di permukaan.

Jika Anda terjebak dalam pasir hisap, ide terbaik adalah bersandar sehingga beban tubuh Anda tersebar ke area yang lebih luas.

Bergerak tidak akan membuat Anda tenggelam, dan gerakan maju mundur lambat justru membuat air masuk ke celah di sekitar tubuh yang terjebak, sehingga melonggarkan cengkraman pasir hisap.

Dikutip dari laman National Geographic, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature, mustahil seseorang yang tenggelam dalam pasir hisap bisa tenggelam sepenuhnya.

Baca juga: Mengenal Paman Sam, Sosok yang Menjadi Simbol Negara Amerika Serikat

Para peneliti di Belanda dan Perancis mempelajari pasir hisap, kombinasi pasir halus, tanah liat, dan air asin.

Saat dalam kondisi tenang, pasir hisap mengental seiring berjalannya waktu, namun tetap sangat sensitif terhadap tekanan dalam variasi kecil.

Pada tekanan yang lebih tinggi, pasir hisap mencair dengan sangat cepat, dan semakin tinggi tekanan, maka pasir hisap menjadi semakin cair.

Hal ini menyebabkan tubuh yang terperangkap akan tenggelam ketika Anda bergerak. Namun seseorang yang bergerak di dalam pasir hisap tidak akan pernah tenggelam sepenuhnya.

Baca juga: Mengapa Pohon Menggugurkan Daunnya Saat Musim Gugur?

Alasannya, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, adalah karena tubuh manusia tidak cukup padat.

Pasir hisap memiliki kepadatan sekitar 2 gram per mililiter, sedangkan kepadatan manusia hanya sekitar 1 gram per mililiter.

Pada tingkat kepadatan seperti itu, mustahil tenggelam dalam pasir hisap. Anda akan tenggelam hanya setinggi pinggang Anda, dan tidak lebih dari itu.

Bahkan benda dengan kepadatan lebih tinggi dari pasir hisap pun akan mengapung di atasnya, sampai benda tersebut bergerak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com