KOMPAS.com - Ketika berbicara tentang "mengapa air dapat memadamkan api?", banyak yang berpikir hal itu dikarenakan bahwa air dan api adalah dua hal yang berlawanan.
Masuk akal, namun itu bukanlah jawaban ilmiah yang dapat menjelaskan mengapa kondisi tersebut bisa terjadi.
Dikutip dari laman Children's Museum Atlanta, api adalah contoh reaksi kimia yang disebut combustion (pembakaran).
Ini terjadi ketika oksigen menjadi sangat panas dan bertemu dengan bahan atau sesuatu yang mudah terbakar. Dengan kata lain, api pada dasarnya adalah ledakan oksigen.
Baca juga: Bagaimana Fenomena Fatamorgana Bisa Terjadi? Ini Penjelasannya
Namun, molekul air terbuat dari 2 atom hidrogen dan satu atom oksigen. Bukankah itu berarti air dapat membuat api menjadi lebih kuat?
Sayangnya tidak! Air mendinginkan api sedemikian rupa sehingga tidak dapat terbakar lagi, dan ia menahannya sehingga tidak dapat membuat oksigen di udara meledak.
Anda juga dapat memadamkan api dengan menutupinya dengan tanah, pasir, atau bahan penutup lainnya yang dapat memutus sumber oksigen dari api.
Baca juga: Bagaimana Proses Terbentuknya Black Hole atau Lubang Hitam?
Secara sederhana, air dapat memadamkan api terutama karena ia merupakan penyerap panas yang sangat baik. Meski demikian, air tidak bereaksi terhadap api itu sendiri.
Dengan menyerap panas dalam jumlah yang sangat besar selama penguapan, air menarik energi dari lokasi kebakaran dan mendinginkannya hingga api padam.
Dilansir dari laman Live Science, api memerlukan tiga hal agar tetap menyala: bahan bakar, oksigen, dan sumber panas.
Daripada memadamkan api secara langsung, air justru bertindak pada bahan bakar. Air mempersulit bahan bakar, baik itu kayu, semak, atau bangunan, untuk terus menyala.
Baca juga: Mengapa Langit Berwarna Biru? Berikut Penjelasan Ilmiahnya
Saat kayu terbakar, panas api sebenarnya menguapkan zat-zat di dalam kayu, mengubahnya menjadi gas, yang kemudian menyulut api.
Jika Anda menyiram kayu dengan air, maka apinya harus cukup panas agar air dan kayu bisa menguap dan membakarnya.
Namun, karena kapasitas panas air yang tinggi, dibutuhkan banyak energi atau panas untuk dapat menguapkan air.