Selain itu, pada kurma kering, biasanya ditambah dengan sulfit, senyawa yang bertujuan untuk mengawetkan makanan dan menghilangkan bakteri.
Orang yang sensitif terhadap sulfit dapat merasakan beberapa reaksi, seperti sakit perut, gas, kembung, dan diare.
Baca juga: Sederet Efek Samping Manggis, Tak Semua Orang Bisa Mengonsumsinya
Sama seperti bahan pangan lain, buah kurma dapat menyebabkan alergi pada orang-orang tertentu.
Dikutip dari laman Stylecraze, alergi terhadap kurma berpotensi memicu serangan asma yang membuat pengidapnya kesulitan bernapas.
Tak hanya itu, kandungan sulfit pada kurma kering juga dapat menyebabkan sesak napas pada penderita asma.
Mengandung banyak serat bukan jaminan kurma dapat mencegah kenaikan berat badan. Pasalnya, kurma tergolong buah dengan kepadatan energi tinggi.
Dilansir dari MedicineNet, buah ini terdiri dari kalori, karbohidrat, dan serat dalam jumlah melimpah. Selain menambah energi secara instan, mengonsumsi buah ini terlalu banyak juga dapat menaikkan berat badan.
Bukan hanya itu, manisnya kurma juga berasal dari fruktosa. Beberapa orang dapat kesulitan mencerna fruktosa, sehingga gula ini melewati sistem pencernaan secara keseluruhan.
Imbasnya, tumpukan fruktosa yang tak tercerna mulai beraksi dengan bakteri alami pada usus, sehingga memicu gas dan sakit perut.
Baca juga: Baik untuk Jantung, Ini 3 Efek Samping Buah Pir jika Dimakan Berlebihan!
Efek samping kurma selanjutnya adalah potensi hiperkalemia, suatu kondisi saat kadar kalium dalam darah terlalu tinggi.
Hal tersebut disebabkan kurma merupakan sumber kalium, mineral penting untuk mengontrol detak jantung, tekanan darah, dan menunjang kinerja saraf.
Meski tampak baik, kelebihan kadar kalium dalam darah dapat membawa beberapa masalah kesehatan serius.
Salah satu masalah kesehatan tersebut, yakni aritmia atau gangguan irama jantung yang berisiko membahayakan nyawa.