Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Efek Samping Kurma, Waspadai Berat Badan dan Gula Darah Naik

KOMPAS.com - Kurma adalah tanaman buah tertua di daerah kering dengan segudang manfaat bagi kesehatan tubuh.

Kaya akan kalori, salah satu manfaat kurma paling populer adalah mengembalikan energi yang hilang setelah berpuasa atau setelah seharian beraktivitas.

Dilansir dari laman Healthline, satu porsi kurma berukuran 100 gram mengandung 277 kalori. Sebagian besar kalori dalam buah ini, sekitar 75 gram, berasal dari karbohidrat.

Sedangkan sisanya, berasal dari protein yang sangat sedikit, yakni sekitar 7 gram untuk setiap 100 gram kurma.

Meski banyak kalori, kurma mengandung serat dalam jumlah melimpah, serta beberapa vitamin dan mineral penting.

Kandungan serat dapat membantu mencegah sembelit dengan mendorong pergerakan usus, sehingga buang air besar menjadi lebih teratur.

Kurma juga menyediakan berbagai antioksidan yang melindungi sel dari radikal bebas. Sifat antioksidan turut membantu menurunkan risiko penyakit kronis, seperti penyakit jantung dan kanker.

Lantas, apa saja efek samping kurma?

Efek samping kurma

Kurma merupakan buah yang relatif aman untuk dikonsumsi, baik dalam bentuk segar maupun kering.

Kendati demikian, kalori dalam buah kurma yang dikeringkan cenderung lebih tinggi daripada buah segar.

Menurut Kementerian Kesehatan, buah ini juga mengandung gula fruktosa dan glukosa yang tinggi, yang membantu memberikan energi instan pada tubuh.

Sayangnya, jika dikonsumsi berlebihan, kurma dapat memicu beberapa efek samping bagi kesehatan.

Berikut efek samping kurma jika dimakan terlalu banyak:

1. Masalah pencernaan

Kurma adalah buah yang baik untuk saluran pencernaan karena mengandung serat dalam jumlah melimpah.

Namun, terlalu banyak asupan serat secara tiba-tiba dapat menyebabkan masalah perut, seperti sembelit dan kembung.

Selain itu, pada kurma kering, biasanya ditambah dengan sulfit, senyawa yang bertujuan untuk mengawetkan makanan dan menghilangkan bakteri.

Orang yang sensitif terhadap sulfit dapat merasakan beberapa reaksi, seperti sakit perut, gas, kembung, dan diare.

Sama seperti bahan pangan lain, buah kurma dapat menyebabkan alergi pada orang-orang tertentu.

Dikutip dari laman Stylecraze, alergi terhadap kurma berpotensi memicu serangan asma yang membuat pengidapnya kesulitan bernapas.

Tak hanya itu, kandungan sulfit pada kurma kering juga dapat menyebabkan sesak napas pada penderita asma.

3. Berat badan naik

Mengandung banyak serat bukan jaminan kurma dapat mencegah kenaikan berat badan. Pasalnya, kurma tergolong buah dengan kepadatan energi tinggi.

Dilansir dari MedicineNet, buah ini terdiri dari kalori, karbohidrat, dan serat dalam jumlah melimpah. Selain menambah energi secara instan, mengonsumsi buah ini terlalu banyak juga dapat menaikkan berat badan.

Bukan hanya itu, manisnya kurma juga berasal dari fruktosa. Beberapa orang dapat kesulitan mencerna fruktosa, sehingga gula ini melewati sistem pencernaan secara keseluruhan.

Imbasnya, tumpukan fruktosa yang tak tercerna mulai beraksi dengan bakteri alami pada usus, sehingga memicu gas dan sakit perut.

Efek samping kurma selanjutnya adalah potensi hiperkalemia, suatu kondisi saat kadar kalium dalam darah terlalu tinggi.

Hal tersebut disebabkan kurma merupakan sumber kalium, mineral penting untuk mengontrol detak jantung, tekanan darah, dan menunjang kinerja saraf.

Meski tampak baik, kelebihan kadar kalium dalam darah dapat membawa beberapa masalah kesehatan serius.

Salah satu masalah kesehatan tersebut, yakni aritmia atau gangguan irama jantung yang berisiko membahayakan nyawa.

5. Potensi gula darah naik

Lantaran rasa yang manis, mengonsumsi kurma dalam jumlah berlebihan dapat memengaruhi kadar gula darah menjadi tidak normal.

Namun demikian, belum ada penelitian kuat yang mendukung hal ini. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan, kurma justru dapat menurunkan kadar gula darah.

Manfaat kurma untuk kadar gula darah ini kemungkinan karena indeks glikemiknya yang rendah.

Indeks glikemik atau GI merupakan indikator seberapa cepat makanan berkarbohidrat memengaruhi kenaikan gula darah dalam tubuh.

Makanan yang tinggi indeks glikemik cenderung meningkatkan gula darah. Sebaliknya, makanan rendah indeks glikemik akan menghasilkan gula darah stabil.

Buah ini pun dipercaya dapat membantu pengobatan diabetes dan menjadi alternatif pengganti gula putih jika dikonsumsi dalam batas wajar.

 

https://www.kompas.com/tren/read/2023/11/03/123000765/5-efek-samping-kurma-waspadai-berat-badan-dan-gula-darah-naik

Terkini Lainnya

ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

Tren
Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Tren
Cerita di Balik Jasa 'Santo Suruh' yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Cerita di Balik Jasa "Santo Suruh" yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Tren
Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Tren
Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada 'Bumi Manusia'

Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada "Bumi Manusia"

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Tren
UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke