Hal itu dikarenakan keju mengandung bakteri probiotik dan senyawa imunologi dalam air liur.
Mengonsumsi keju dapat merangsang aliran air liur, sehingga mengurangi risiko mulut kering dan komplikasinya.
Keju juga dapat merangsang air liur untuk mengurangi peningkatan kecenderungan kerusakan gigi, penyakit gusi, sariawan, serta kesulitan mengunyah dan menelan.
Rasa keju yang lebih gurih disebabkan oleh kandungan natriumnya. Namun, terlalu banyak kandungan natrium tidak baik bagi tubuh.
Asupan natrium terlalu tinggi memicu munculnya potensi penyakit jantung, ginjal kronis, tekanan darah tinggi, gagal jantung serta stroke.
Idealnya, asupan natrium per hari sekitar 1.500 mg, takaran ini dapat membantu menjaga tekanan darah dan kesehatan jantung.
Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Minum Teh Susu Tiap Hari?
Jika seseorang memiliki intoleransi laktosa, sebaiknya hindari konsumsi produk susu dan turunannya seperti keju yang mengandung laktosa.
Sebab, laktosa tersebut dapat memicu kram, buang air kecil yang tidak perlu, kembung, dan diare.
Jadi sebaiknya hindari makan keju berlebihan karena membuat perut tidak nyaman.
Dilansir dari EatThis, keju merupakan produk turunan dari susu yang mengandung protein berkualitas tinggi dengan sembilan asam amino esensial.
Protein whey dan kasein yang ada di susu atau keju dapat meningkatkan pemulihan setelah berolahraga.
Keju yang terdiri dari kasein, protein yang lambat dicerna, bisa mendorong sintesis protein setelah olahraga.
Whey adalah protein yang bekerja cepat dan biasanya dikonsumsi segera setelah olahraga berat, sedangkan kasein biasanya disarankan dikonsumsi sebelum tidur.
Baca juga: Casu Marzu, Keju Paling Berbahaya di Dunia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.