Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Kasus Meningkat, Apakah Cacar Monyet Menyebabkan Kematian?

Kompas.com - 28/10/2023, 14:30 WIB
Aulia Zahra Zain,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus cacar monyet atau monkeypox tengah merebak di wilayah DKI Jakarta.

Dikutip dari Kompas.com, Jumat (27/10/2023), Plt Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengungkapkan, terdapat 17 kasus cacar monyet di Jakarta hingga Jumat, meningkat dari sebelumnya 13 kasus.

Dari 17 kasus tersebut, satu kasus merupakan orang yang terinfeksi pada Agustus 2022 dan kini telah sembuh. Sehingga, kasus positif cacar monyet aktif berjumlah 16 orang. 

Penyakit cacar monyet merupakan penyakit endemik dari Afrika Tengah yang disebabkan oleh infeksi virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili poxviridae.

Lantas, apakah penyakit cacar monyet bisa menyebabkan kematian? 

Baca juga: Kemenkes Sebut Belum Ada Obat Spesifik untuk Cacar Monyet, Bagaimana Pengobatannya?

Penjelasan kemenkes 

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, cacar monyet memiliki fatalitas atau tingkat kematian yang rendah. 

"Monkeypox memiliki fatalitas rendah, namun bisa menyebabkan kematian pada orang yang memiliki imunitas rendah," jelas Nadia kepada Kompas.com, Sabtu (28/10/2023). 

Nadia mengungkapkan, seseorang yang memiliki imunitas rendah tersebut adalah pasien cacar monyet, namun dia juga penderita human immunodeficiency virus (HIV) dan penyakit penyerta lainnya. 

Namun, pasien cacar monyet yang juga penderita HIV masih boleh melakukan vaksinasi cacar monyet walaupun sudah terlanjur terinfeksi penyakit tersebut. 

"Saat ini prioritas vaksin untuk penderita cacar monyet adalah seseorang yang memiliki riwayat kontak dengan pasien cacar monyet dan pernah melakukan hubungan seksual dengan penderita cacar monyet," kata Nadia. 

Selain orang yang memiliki sistem imun rendah, komplikasi medis serta kematian akibat virus cacar monyet umumnya juga terjadi pada bayi yang baru lahir, dan anak-anak.

Baca juga: Vaksinasi Cacar Monyet Sudah Dimulai, Apakah Akan Bersifat Wajib untuk Masyarakat?

Cara mencegah penularan cacar monyet 

Virus cacar monyet ditularkan melalui kontak erat dengan penderita. 

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui cara mencegah penularan cacar monyet.

Dilansir dari akun Instagram resmi @kemenkes_ri, Jumat (27/10/2023), berikut cara mencegah penularan cacar monyet: 

  • Hindari melakukan hubungan seksual dengan banyak atau berganti-ganti pasangan. 
  • Jangan berhubungan seksual dengan pasangan yang menunjukkan gejala cacar monyet seperti ruam bernanah di kulit.
  • Jika mengalami gejala cacar monyet seperti muncul ruam bernanah atau keropeng di kulit, segera periksakan diri ke puskesmas, klinik atau rumah sakit. 

Baca juga: Benarkah Laki-laki Lebih Rentan Terinfeksi Cacar Monyet Dibanding Perempuan?

Gejala cacar monyet 

Masih dari sumber yang sama, penting untuk mengetahui gejala cacar monyet agar terhindar dari penyakit tersebut. 

Berikut merupakan gejala cacar monyet yang patut diwaspadai: 

  • Mengalami demam dengan suhu lebih dari 38 derajat celsius. 
  • Setelah mengalami demam selama satu hingga tiga hari, muncul ruam berbentuk makula, papul, vesikel pustula, dan krusta seperti gambaran penyakit cacar .
  • Gejala cacar monyet disertai pembesaran kelenjar getah bening. 
  • Gejala cacar monyet juga dapat disertai dengan nyeri otot, sulit menelan, diare, dan radang pada genital. 

Baca juga: 17 Orang Positif Cacar Monyet di Jakarta, Kemenkes Ungkap Cara Mencegah Penularan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com