Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Casu Marzu, Keju Paling Berbahaya di Dunia

Kompas.com - 19/03/2021, 14:10 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Di Sardinia, pulau terbesar kedua setelah Sisilia di Laut Tengah, yang terletak antara Italia, Spanyol dan Tunisia, ada keju yang masuk ke dalam daftar produk ilegal negara Uni Eropa.

Karena banyak negara melarang peredarannya, keju tradisional bernama casu marzu ini jadi mirip narkoba, hanya bisa ditemukan di pasar-pasar gelap Sardinia. 

Bahan pembuatan casu marzu mirip bahan pembuatan keju lainnya, yaitu dari susu domba. Namun dalam proses pembuatannya, casu marzu menggunakan bantuan belatung untuk mendapatkan proses pembusukan yang pas.

Karena hal inilah, keju ini dinamakan casu marzu, yang artinya keju busuk.

Baca juga: Mengenal Manfaat Keju dan Kemungkinan Efek Sampingnya

Cara pembuatan

Dalam pembuatannya, casu marzu menggunakan larva dari lalat keju yang termasuk keluarga Piophila casei. Lalat yang digunakan ini dikenal juga dengan sebutan cheese skipper

Seperti dilansir dari Huffington Post, pembuatan casu marzu memakan waktu beberapa bulan, jauh lebih lama dari pembuatan keju biasa. 

Pertama, akan dibuat dulu keju tradisional bernama pecorino dengan cara memanaskan susu domba. Susu ini akan dibiarkan mengendap selama tiga minggu lamanya hingga membentuk gumpalan keju.

Setelah keju pocarino jadi, ia akan dipotong atau dikupas bagian luarnya yang keras hingga menyisakan bagian yang lembab dan empuk. Bagian ini akan dibiarkan terbuka, untuk mengundang lalat datang dan meninggalkan telur di permukaanya.

Agar proses pembentukan belatung atau larva maksimal, keju akan dimasukkan ke dalam gubuk gelap yang tertutup rapat selama dua hingga tiga minggu lamanya.

Keju pun akan membusuk dan menjadi makanan larva. Keju yang masuk ke dalam pencernaan larva dan memiliki aroma dan citarasa khas inilah yang dicari.

Baca juga: Mengenali Beragam Manfaat Keju bagi Kesehatan

Cara mengonsumsi casu marzu

Untuk mendapatkan citarasa paling khas, keju casu marzu akan dimakan ketika larva masih dalam kondisi hidup.

Konon katanya, mengonsumsi casu marzu ketika larva atau belatung sudah mati, tak akan mendapatkan sensasi rasa keju unik yang sebenarnya. Ketika larva mati, berarti keju juga dalam kondisi yang sudah sangat rusak dan bisa meracuni tubuh manusia.

Dibutuhkan nyali besar untuk mengonsumsi keju ini. Karena belatung hidup tentu saja masih menggeliat dan terkadang meloncat-loncat. Sehingga belatung harus digigit dulu agar mati, agar tak ada belatung hidup yang masuk ke dalam perncernaan.

Lantas apa sajian pelengkapnya? Casu marzu bisa dikudap dengan apa saja. Namun di Sardinia, casu marzu yang bertekstur lunak ini biasa disandingkan dengan roti yang moist dan segelas anggur.

Ilustrasi jeju ItaliPixabay/Anthony Arnaud Ilustrasi jeju Itali

Keju ini kerap hadir di perayaan-perayaan pernikahan. Karena kandungan dalam casu marzu adalah afrodisiak yang dipercaya bisa meningkatkan gairah seksual.

Baca juga: 8 Makanan Afrodisiak Teraneh di Dunia, Dipercaya Tingkatkan Gairah Seksual

Berbahaya bagi kesehatan 

Casu marzu dinyatakan membahayakan tubuh manusia dan tidak memenuhi standar kesehatan negara Uni Eropa.

Di Italia, peredaran casu marzu dilarang dan pelanggar yang nekad mengedarkan bisa terkenal pasal hukum.

Menurut penelitian, besar kemungkinan akan ada banyak larva yang masih hidup dan membahayakan pencernaan, karena asam lambung terkadang tak bisa membunuh seluruh larva yang masuk.

Larva yang masih hidup dan selamat melalui asam lambung akan mendekam di dalam usus dan mengakibatkan luka serius pada dinding usus.  

Baca juga: 15 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Usus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com