Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Golkar Dukung Gibran Jadi Cawapres di Tengah Isu Politik Dinasti, Pengamat: karena Berpotensi Dipilih Rakyat

Kompas.com - 22/10/2023, 12:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Gibran tetap berpotensi dipilih masyarakat

Lebih lanjut, Ujang tidak memungkiri Gibran tetap memiliki peluang untuk dipilih sebagai wakil presiden oleh masyarakat meskipun ada isu politik dinasti.

Menurutnya, Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo akan mampu menutupi isu politik dinasti jika resmi mengusung Gibran sebagai cawapres.

"Per hari ini, isu dinasti politik tetap kencang dan itu tidak bagus. Tapi, masyarakat Indonesia kan mudah lupa. Masih ada waktu empat bulan lagi untuk pertarungan," jelas dia.

Ujang mengungkapkan, kubu Prabowo-Gibran akan bisa menghalau isu politik dinasti dengan isu-isu baru yang positif dari mereka.

Hal-hal positif yang baru muncul dari kubu tersebut akan membuat masyarakat melupakan isu politik dinasti.

"Bisa jadi isu lain akan muncul atau dimunculkan untuk menghalau isu dinasti politik itu untuk mem-branding pasangan Prabowo-Gibran agar bisa diterima luas oleh masyarakat Indonesia," kata dia.

Meskipun masyarakat Indonesia bisa melupakan isu politik dinasti, Ujang menegaskan, lawan-lawan politik dari pasangan tersebut tidak akan membiarkannya terjadi.

Baca juga: Kata Gibran Usai Didorong Relawannya untuk Jadi Cawapres pada Pemilu 2024

Gibran harus diusung di Pemilu 2024 bukan 2029

Gibran menjadi wali kota Solo pada 26 Februari 2021. Ini artinya, jika dia benar-benar maju sebagai cawapres di Pemilu 2024, dia tidak akan menyelesaikan periode kepemimpinannya.

Di sisi lain, Gibran sebenarnya bisa saja maju sebagai capres-cawapres di Pemilu 2029 setelah jabatannya selesai.

Mengenai kondisi tersebut, Ujang mengungkapkan, partai politik ingin cepat mengusung Gibran karena putusan MK soal usia capres-cawapres berlaku sejak Pemilu 2024.

"Partai koalisi Prabowo ya tancap gas mengusung Gibran itu. Kalau putusan MK berlaku di 2029, ya bisa seperti itu (diusungkan saat Pemilu 2029)," jelas dia.

Ujang menilai, partai pengusung Gibran mengambil peluang dan kesempatan dari putusan MK tersebut. Ini membuat Golkar langsung mengusung Gibran sebagai pasangan Prabowo.

Dia tidak memungkiri, partai seharusnya mempertimbangkan untuk menunggu isu politik mereda. Jika dilakukan, partai bisa mencalonkan Gibran di Pemilu 2029 dengan peluang menang lebih banyak. 

"Tapi waktu pendaftaran capres-cawapres mepet. Jadi karena beberapa hari lagi penutupan, suka atau tidak suka, Golkar dan partai koalisi itu ya bergerak cepat," imbuh dia.

Menurut Ujang, isu politik dinasti ini baru bisa mereda sekitar satu bulan ke depan. Ini membuat pendukung Gibran lebih memilih mendukungnya sambil menunggu isu tersebut hilang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com