Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Iron Dome, Pertahanan Terkuat Milik Israel untuk Melawan Hamas

Kompas.com - 15/10/2023, 10:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kelompok Hamas, Palestina telah meluncurkan ribuan roketnya dari Jalur Gaza ke Israel pada Sabtu (7/10/2023).

Saat ribuan roket menghujani langit Israel, negara tersebut sekali lagi mengandalkan sistem Iron Dome untuk melindungi warganya.

Sistem pertahanan rudal, Iron Dome adalah salah satu alat terpenting dalam persenjataan Israel dan telah menyelamatkan banyak nyawa warga sipil dalam berbagai konflik dalam dekade terakhir, dilansir dari CNN, Senin (9/10/2023).

Iron Dome diklaim sebagai sistem pertahanan terkuat milik Israel yang sangat efektif, dengan tingkat keberhasilannya lebih dari 95 persen dalam menghadang serangan musuh.

Pengembangan Iron Dome pertama kali dimulai pada 2007. Setelah pengujian pada 2008 dan 2009, baterai Iron Dome pertama digunakan pada 2011. Sejak saat itu, sistem ini telah ditingkatkan beberapa kali.

Baca juga: Mengenal Iron Dome, Sistem Pertahanan Canggih Israel Lawan Rudal Hamas

Berikut beberapa fakta dari Iron Dome yang merupakan sistem pertahanan terkuat Israel:


Baca juga: Menilik Perbandingan Iron Dome Israel dengan Roket Hamas

Fakta Iron Dome Israel

Rudal Iron Dome Israel mencegat rudal masuk yang ditembakkan dari Jalur Gaza di atas daerah kantong Palestina, pada 21 April 2022. Militan Palestina menembakkan tembakan roket dari Gaza ke Israel, yang ditanggapi dengan serangan udara pada dini hari dalam eskalasi terbesar sejak Perang 11 hari tahun lalu. SAID KHATIB Rudal Iron Dome Israel mencegat rudal masuk yang ditembakkan dari Jalur Gaza di atas daerah kantong Palestina, pada 21 April 2022. Militan Palestina menembakkan tembakan roket dari Gaza ke Israel, yang ditanggapi dengan serangan udara pada dini hari dalam eskalasi terbesar sejak Perang 11 hari tahun lalu.
1. Jadi pertahanan terkuat milik Israel sejak 2011

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (10/10/2023), Iron Dome adalah sistem pertahanan udara yang dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems.

Iron Dome dapat mencegah serangan rudal yang berbasis di darat, roket, dan bahkan Kendaraan Udara Tak Berawak (UAV) yang masuk ke wilayah Israel dan kemudian menghancurkannya di udara.

Sistem pertahanan ini akan mencegat dan menghancurkan roket serta mortir jarak pendek (45 mil atau setara 72,4 km) yang datang ke wilayah dan berada di bawah pengawasannya.

Iron Dome menjadi fondasi pertahanan militer Israel dalam perang dengan Hamas, sejak diperkenalkan 2011.

Israel mengeklaim, sistem pertahanan ini berhasil menghancurkan sekitar 200 dari 1.000 roket Hamas yang diluncurkan ke wilayahnya sejak 12 Mei 2021.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Iron Dome Israel, Sistem Pertahanan Canggih yang Berhasil Dibobol Hamas

2. Dilengkapi dengan peralatan canggih 

Iron Dome dirancang untuk menembak jatuh proyektil ataupun roket yang masuk di wilayah Israel, dilansir dari CNN, Senin (9/10/2023).

Sistem ini dilengkapi dengan radar yang mendeteksi roket dan kemudian menggunakan sistem komando dan kontrol yang dengan cepat menghitung proyektil yang masuk serta memperkirakan apakah itu akan menimbulkan ancaman atau tidak.

Jika roket tersebut benar-benar menimbulkan ancaman, Iron Dome akan menembakkan rudal dari darat untuk menghancurkannya di udara.

Bagi mereka yang berada di darat, intersepsi langsung terdengar seperti ledakan keras dan terkadang dapat dirasakan dari dalam tanah.

Baca juga: Awal Mula dan Lini Masa Konflik Israel Vs Hamas

Halaman:

Terkini Lainnya

Ratusan Mobil Dinas Pemprov Banten Senilai Rp 25 M Hilang dan Menunggak Pajak Rp 1,2 M

Ratusan Mobil Dinas Pemprov Banten Senilai Rp 25 M Hilang dan Menunggak Pajak Rp 1,2 M

Tren
La Nina Diprediksi Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

La Nina Diprediksi Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Ilmuwan Deteksi Planet Layak Huni Seukuran Bumi

Ilmuwan Deteksi Planet Layak Huni Seukuran Bumi

Tren
Update Kasus Vina: Pengakuan Adik, Ayah, dan Ibu Pegi soal Nama Robi

Update Kasus Vina: Pengakuan Adik, Ayah, dan Ibu Pegi soal Nama Robi

Tren
Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Tren
Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Tren
13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

Tren
Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com