Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Kekeringan di Sungai Amazon, Apa yang Terjadi?

Kompas.com - 13/10/2023, 11:15 WIB
Aulia Zahra Zain,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kekeringan parah telah membuat Sungai Amazon di Brasil berada dalam keadaan darurat.

Pasalnya, tingkat air di sungai dan danau di seluruh lembah sungai tersebut turun ke titik terendah yang belum pernah terjadi sebelumnya pada September 2023.

Kekeringan di Sungai Amazon tersebut membatasi pergerakan orang dan barang dengan perahu. Akibatnya hal itu semakin mempersulit masyarakat terpencil untuk mengakses fasilitas kesehatan dan pendidikan sehingga membuat ribuan orang menghadapi kekurangan air dan makanan.

Baca juga: Terpanjang Kedua di Dunia, Berapa Panjang Sungai Amazon?

Dilansir dari Mongabay, selain krisis kemanusiaan, kekeringan parah juga menjadi penyebab kematian banyak ikan dan lumba-lumba di Sungai Amazon.

Amazon menerima lebih sedikit curah hujan sepanjang tahun ini.

Panjangnya musim kemarau 2023 dan adanya hambatan pembentukan awan mengurangi curah hujan yang sudah rendah di wilayah tersebut.

Baca juga: Amazon atau Nil, Mana yang Merupakan Sungai Terpanjang di Dunia?

Baca juga: Hutan Amazon, Perisai Bumi yang Terancam Musnah

Faktor kekeringan sungai Amazon

Salah satu fenomena alam yang menjadi faktor kekeringan di Sungai Amazon adalah El Nino.

El Nino yaitu pemanasan abnormal pada permukaan perairan Samudera Pasifik khatulistiwa yang menghasilkan arus udara dari timur ke barat di atas hutan hujan Amazon.

Faktor selain El Nino adalah pemanasan perairan tropis utara Samudera Atlantik yang menciptakan angin utara-selatan melintasi ekosistem besar berisi flora dan fauna (bioma). Arus udara inilah yang menjadi penghambat terbentuknya awan hujan.

Ahli meteorologi dan peneliti Institut Nasional Penelitian Amazon (INPA) Renato Cruz Senna mengatakan, dua fenomena yang terjadi bersamaan tersebut membuat Amazon mengalami kekeringan lebih hebat dan juga berdampak pada wilayah bioma Amazon yang lebih luas.

Baca juga: 50 Tahun Hari Bumi, Ini Perubahan di Amazon, Gurun Sahara, dan Antartika

Tingkat kritis Sungai Amazon kini menjadi masalah besar.

Navigasi sungai adalah metode transportasi utama untuk melintasi hutan hujan terbesar di dunia dan satu-satunya sarana akses bagi banyak komunitas, terutama di bagian barat bioma yang memiliki sedikit koneksi jalan raya.

Tak hanya itu, arus sungai yang surut untuk kapal reguler yang memasok makanan dan barang-barang penting ke seluruh wilayah Brasil membuat pihak berwenang membatasi 90 persen pengoperasian kapal dan memerintahkan pengurangan kapasitas kargo hingga setengahnya.

 Baca juga: Puncak Musim Kemarau, Karhutla, dan Wilayah yang Berpotensi Alami Kekeringan...

Kematian lumba-lumba sungai

Ikan arapaima dari Sungai AmazonNypost /AP Ikan arapaima dari Sungai Amazon

Lumba-lumba berwarna merah muda dan abu-abu di Sungai Amazon adalah spesies yang terancam punah dan merupakan salah satu dari sedikit lumba-lumba air tawar yang ditemukan di dunia.

Dikutip dari AlJazeera, Selasa (3/10/2023), 120 bangkai lumba-lumba ditemukan mengambang di anak Sungai Amazon selama seminggu terakhir dalam keadaan yang diduga para ahli disebabkan oleh kekeringan parah dan panas.

Halaman:

Terkini Lainnya

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com