Menurut Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), ada 10 baterai Iron Dome di seluruh Israel, yang masing-masing mencakup tiga hingga empat peluncur.
Selain itu, sistem ini sangat mudah dibawa dan hanya membutuhkan beberapa jam untuk disiapkan.
Iron Dome sendiri memilki jangkauan tembak mulai dari 4 km hingga 70 km.
Meski begitu, tidak seperti sistem pertahanan udara yang dirancang untuk menghentikan rudal balistik, Iron Dome menargetkan roket terarah yang berada di ketinggian rendah, jenis yang sering ditembakkan oleh kelompok perlawanan di Gaza.
Baca juga: Perbandingan Senjata Hamas Vs Israel, Punya Apa Saja?
Sistem pertahanan yang pertama kali beroperasi pada 2011 itu diklaim memiliki tingkat keberhasilan yang sangat tinggi dalam mencegah roket yang menargetkan wilayah Israel.
Angkatan Pertahanan Israel (IDF) mengungkapkan, ketika ada yang meluncurkan rentetan roket ke arah Israel, sekitar 95,6 persen pencegat Iron Dome yang diluncurkan oleh sistem tersebut berhasil menghancurkan roket yang masuk.
“Dari 1.469 roket Gaza yang diluncurkan, hanya 1.139 roket yang berhasil menyeberang ke wilayah Israel. Iron Dome berhasil mencegat 437 roket, yang merupakan tingkat keberhasilan 95,6 persen dari seluruh intersepsi,” kata IDF dikutip dari ABC News, Selasa (10/10/2023).
Baca juga: Konflik Israel-Palestina, Ancaman Hamas, dan Jumlah Korban Jiwa...
Dikutip dari NBC News, Selasa (10/10/2023), Iron Dome yang menjadi pertahanan terkuat milik Israel itu tidak luput dari perhatian para anggota parlemen Amerika Serikat (AS).
AS telah menyediakan hampir 3 miliar dollar AS pendanaan Iron Dome.
Selain itu, sebagai sistem pertahanan terkuat milik Israel, Iron Dome membutuhkan biaya yang tinggi seiring dengan pengoperasian perang.
Setiap rudal yang ditembakkan akan memangkas biaya sekitar 40.000 dollar Amerika Serikat (AS) untuk mencegat ribuan roket yang masuk.
Pemerintah AS telah menghabiskan lebih dari 1,5 miliar dollar AS untuk program Iron Dome.
Baca juga: Mengenal MQ-9 Reaper, Drone Pembunuh Jenderal Iran Qasem Soleimani
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.