Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Prediksi Waktu Kepunahan Manusia, Kapan Akan Terjadi?

Kompas.com - 26/09/2023, 13:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Para penulis memperkirakan, masalah panas ini akan menjadi masalah besar setelah benua super berikutnya terbentuk.

Sebab, benua tersebut akan terletak di sekitar ekuator bumi yang cuacanya paling panas, serta karena CO2 yang dibuang oleh aktivitas tektonik akibat pergeseran benua.

Baca juga: Studi Baru: Lapar Ternyata Bisa Menghambat Penuaan

Faktor pendorong iklim ekstrem Bumi

Ia menunjukkan beberapa faktor utama yang mendorong terjadinya kondisi iklim ekstrem dan menjadikan Bumi tidak ramah lingkungan dalam 250 juta tahun mendatang.

Pertama, terkait pembentukan benua super. Ketika itu terjadi dan tak ada perubahan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer dan kecerahan Matahari seperti pada tingkat saat ini, maka hal itu akan mendorong munculnya suhu panas luar biasa.

"Kami menunjukkan bahwa hal ini saja telah meningkatkan suhu permukaan tanah secara signifikan, terutama disebabkan karena sebagian besar permukaan tanah berada di daerah tropis sekarang ini," ujarnya.

Kedua, kumpulan tektonik benua super ini menciptakan lebih banyak pelepasan gas vulkanik yang dilepaskan ke atmosfer.

Kenaikan suhu ini sangat mengancam mamalia yang telah berevolusi lebih tahan terhadap suhu dingin daripada suhu hangat.

Menurutnya, mamalia telah menurunkan batas suhu terendah seiring berjalannya waktu, namun batas atas tetap konstan, sehingga menempatkan manusia pada risiko suhu ekstrem yang lebih panas.

Jika suhu lebih hangat dari suhu kulit, panas metabolik tidak dapat dengan mudah dilepaskan dan potensi panas berlebih yang berbahaya dapat terjadi.

Dalam jangka waktu berkepanjangan, panas berlebih ini dapat menyebabkan sengatan panas yang berakibat pada pembengkakan jaringan otak atau organ vital lainnya sehingga mengakibatkan kerusakan permanen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com