Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Pendek Medsos Dinilai Sebabkan Anak Mudah Bosan Saat Belajar, Benarkah?

Kompas.com - 26/09/2023, 11:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menilai kehadiran video-video pendek di media sosial (medsos) belakangan ini dapat memengaruhi bagaimana seseorang belajar, ramai diperbincangkan.

Menurut pengunggah, video pendek media sosial membuat seseorang lebih menyukai cara belajar singkat dan instan yang akibatnya dapat menyebabkan anak-anak mudah bosan dan tidak betah belajar dengan durasi lama.

Pendapat tersebut disampaikan oleh akun media sosial @AdjieSanPutro, Minggu (24/9/2023).

"Trend social media mengarah ke short videos 1-2 menitan. Mempengaruhi perilaku orang dalam belajar. Pingin belajarnya yg singkat & instan aja. Celakanya jadi gampang bosan & enggak betah diajak belajar berdurasi lama. Yang didapat banyak, tapi dangkal. Enggak menyentuh hakikat," kata akun tersebut.

Hingga Selasa (26/9/2023), unggahan tersebut telah disukai lebih dari 3.944 akun dan mendapat puluhan komentar.

"Iya banget mas. Pengalaman pas ngajar di kelas, tiap durasi sekian waktu harus dipotong dengan ini dan itu untuk rehat sejenak. Kalo diajak full konsentrasi satu hal fokusnya mulai buyar ke mana-mana," komentar akun dengan nama @iqbalfd.

"Yup~ bener banget ini mas. Dampak positif dari Short-video bikin anak2 jaman now cepat bisa & terampil dalam sesuatu hal. Tapi disisi lain kdg mereka skip (kurang memahami) 'esensi', nilai & disiplin ilmu. Jadinya cenderung cepat puas, tidak sabaran & kurang menghargai proses,," kata akun @735TER.

Lantas, benarkah video pendek yang dihadirkan di platform media sosial memberikan dampak bagi perilaku belajar anak-anak?

Baca juga: Apakah Sepinya Pasar Tradisional Hanya karena Kehadiran TikTok Shop?


Pendapat psikolog

Terkait hal ini, psikolog sekaligus dosen di Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Christin Wibhowo mengatakan bahwa ia sepakat dengan pandangan tersebut.

Menurutnya, tayangan media sosial yang cenderung berupa video pendek seperti TikTok membuat anak lebih menyukai pembelajaran yang singkat dan tidak betah untuk berlama-lama.

"Jadi kalau anak-anak dikasih materi lama itu dipercepat oleh mereka. Mereka betahnya kaya TikTok, 30 detik-1 menit," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (25/9/2023).

Ia menambahkan, hal ini juga berdampak pada bagaimana anak-anak merespons guru maupun orangtua ketika mendapatkan pembelajaran.

"Sayangnya orangtua dan guru itu kan tidak bisa di-swap oleh mereka, akhirnya jadi capek, dan jengkel saat harus belajar lama," ujar Christin.

Baca juga: Ramai soal Sindrom Skibidi Toilet, Apa Bahayanya untuk Anak?

Apa yang harus dilakukan orangtua?

Untuk menghadapi hal ini, menurutnya orangtua dan guru jangan lantas melarang anak-anak menggunakan media sosial. Justru orangtua atau guru bisa sedikit meniru cara kerja media sosial tersebut.

Jika orangtua menyalahkan media sosial kemudian melarang anak untuk menggunakannya, hal ini justru akan memunculkan penolakan dari diri si anak.

"Jadi yang disukai anak-anak itu yang cepat dan juga multimedia, karena itu orangtua atau guru saat memberikan pelajarannya bisa menggunakan multimedia dan gunakan ekspresi," ujarnya.

Jika guru atau orangtua hanya bersikap datar tanpa ekspresi saat memberi instruksi, maka anak akan cenderung bosan.

"Jadi anak-anak sekarang suka instan itu betul. Namun bukan berarti mereka bodoh," ujarnya.

Menurut Christin, orang tua harus melakukan upgrade dirinya untuk mencari cara agar instruksinya lebih didengar.

"Intinya tidak menyalahkan medsos/apapun tapi instrospeksi orangtua dan pendidik dengan bersaing menggunakan multimedia (dalam memberikan pengajaran)," ucapnya.

Ia mengingatkan, untuk mengajar anak-anak zaman sekarang tak bisa hanya dengan menggunakan instruksi saja. Tapi diperlukan multimedia, gerakan, nyanyian dan ice breaking.

Selain itu, orangtua maupun guru sebaiknya tidak memberikan materi-materi yang bisa didapatkan dari Google.

Baca juga: Beredar Video Anak-anak Bermain di Area Rel Saat KA Lewat, KAI: Bahayakan Keselamatan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com