Beberapa motif dibuat dengan menggunakan tanah liat merah yang kaya akan besi. Para peneliti mengatakan hal ini jarang diamati dalam seni Paleolitikum.
“Binatang dan tanda digambarkan hanya dengan menyeret jari dan telapak tangan yang dilapisi tanah liat di dinding,” ungkap Ruiz-Redondo.
Lingkungan gua yang lembap membantu lukisan-lukisan itu mengering secara perlahan.
"Mencegah sebagian tanah liat jatuh dengan cepat, sementara bagian lainnya ditutupi lapisan kalsit, sehingga melestarikannya hingga saat ini," imbuhnya.
Beberapa ukiran menurut tim peneliti dibuat dengan menggoreskan batu kapur pada dinding gua.
Mereka juga menyatakan investigasi terhadap lukisan dan ukiran itu masih dalam tahap awal, karena masih banyak area gua yang perlu disurvei dan panel untuk didokumentasikan.
Baca juga: Kisah Seorang Atlet Hidup 500 Hari di Dalam Gua, Kesal Saat Dijemput
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.