Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jambore Pramuka Dunia di Korsel Sisakan Sederet Kasus Dugaan Pelecehan Seksual dan Korupsi

Kompas.com - 24/08/2023, 10:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jambore Pramuka Dunia atau World Scout Jamboree 2023 di Korea Selatan (Korsel) telah berakhir sejak 12 Agustus 2023. 

Meski begitu, pihak berwenang di Korea Selatan kini tengah gencar melakukan penyelidikan terkait masalah yang terjadi sebelum dan selama pelaksanan jambore.

Jambore pramuka ke-25 tersebut awalnya diadakan di Saemangeum, Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan pada 1-12 Agustus 2023. 

Namun, kondisi fasilitas yang tidak layak, cuaca panas, dan ancaman badai membuat pelaksanaannya bermasalah.

Seluruh peserta harus dievakuasi dan agenda jambore berganti studi budaya ke sejumlah kota di Negeri Gingseng.

Jambore Pramuka Dunia 2023 kemudian ditutup dengan konser grup K-Pop yang meriah. Namun, acara ini menyisakan sederet penyelidikan.


367 kasus diselidiki

Diberitakan media lokal Yonhap News, Senin (21/8/2023), seorang pejabat dari Badan Kepolisian Nasional Korea Selatan mengumumkan terjadi 18 insiden di lokasi perkemahan selama pelaksaan jambore.

Insiden ini terdiri dari lima dugaan kejahatan seksual, termasuk empat tindakan tidak senonoh dan satu pemerkosaan. Selain itu, ada juga tiga kasus pembobolan gedung serta lima kasus pencurian dan penyerangan.

Terdapat juga masing-masing satu kasus cedera karena kelalaian, tindakan cabul, pelanggaran Undang-undang Kesejahteraan Anak, pelanggaran Undang-undang Perawatan Medis Darurat, serta kelalaian tugas dari penyelenggara.

Dari deretan insiden tersebut, kasus kejahatan seksual diduga melibatkan seorang staf dari kontingen Pramuka asal Thailand. Ia memasuki kamar mandi perempuan di perkemahan.

Selain itu, terdapat juga kasus seorang pemilik penginapan yang masuk ke kamar seorang wanita kontingen dari Jerman.

Baca juga: Saat Acara Penutupan Jambore Pramuka Dunia di Korsel Bertabur Bintang K-Pop...

Kemudian, ada kasus tiga anggota staf jambore yang tertangkap mengambil kebutuhan sehari-hari tanpa membayar di sebuah toko serba ada.

Tak hanya itu, Menteri Kesetaraan Gender dan Keluarga Korea Selatan Kim Hyun-sook dilaporkan karena melalaikan tugas sebagai penanggung jawab pengelolaan jambore.

Sebuah komunitas warga juga melaporkan penanggung jawab acara tersebut karena diduga melanggar UU Pelayanan Medis Darurat. Pelanggaran ini berupa penggunaan ambulans untuk membawa barang milik anggota jambore padahal mobil tersebut seharusnya untuk evakuasi.

Di sisi lain, polisi mengumumkan mereka telah menyelidiki total 367 kasus dan 1.094 orang terkait penyimpangan penggunaan dana subsidi dari pemerintah untuk pelaksanaan jambore.

Baca juga: Akhir Jambore Pramuka Dunia di Korsel Setelah Didera Sederet Masalah

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com