Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Temukan Tempat Tercerah di Bumi, Layaknya Berdiri di Permukaan Venus

Kompas.com - 21/07/2023, 18:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Altiplano di Gurun Atacama, dekat Pegunungan Andes, Amerika Selatan menjadi tempat tercerah di Bumi.

Bahkan, sinar Matahari yang menyinari dataran paling tinggi di Amerika Latin ini setara dengan planet tetangga, Venus.

Sebuah studi yang terbit pada 3 Juli 2023 di Jurnal American Meteorological Society, telah mengukur rekor dunia radiasi Matahari di Altiplano.

Radiasi Matahari atau keluaran energi cahaya dari pusat tata surya ke Bumi di tempat tersebut tercatat mencapai 2.177 watt per meter persegi.

Radiasi itu jauh lebih tinggi daripada radiasi di bagian atas atmosfer, yang menerima sekitar 1.360 watt per meter persegi.

"Ini sebenarnya radiasi yang akan Anda terima di musim panas jika Anda berdiri di Venus," kata penulis studi dan ahli klimatologi University of Groningen, Belanda, Raul Cordero, dikutip dari The Washington Post, Jumat (20/7/2023).

Cordero mengatakan, perbandingan radiasi di Bumi dan Venus tampak luar biasa, lantaran planet dengan julukan Bintang Kejora itu berada sekitar 28 persen lebih dekat ke Matahari.

Sementara itu, rata-rata radiasi Matahari di dataran tinggi adalah sekitar 308 watt per meter persegi. Angka tersebut pun masih termasuk tertinggi di dunia.

Kendati demikian, Cordero mengungkapkan, perkiraan potensi energi Matahari di Altiplano rata-rata dua kali lebih tinggi dari di Eropa Tengah dan Pantai Timur Amerika Serikat.

"Di lokasi khusus ini, bagi orang-orang yang bekerja di sana, mereka sadar bahwa radiasinya tinggi, tapi sekarang kami tahu seberapa tinggi," ujar Cordero.

Baca juga: Mengenal Gurun Lut Iran, Tempat Terpanas di Muka Bumi


Alasan Altiplano mendapat radiasi ekstrem

Data satelit menunjukkan bahwa area Altiplano menerima sinar Matahari paling banyak di antara tempat lain di permukaan Bumi.

Studi baru oleh Cordero dan kawan-kawan turut menjelaskan mengapa area ini mengalami radiasi ekstrem.

Analisis dilakukan di Dataran Tinggi Chajnantor, di sisi barat Puna de Atacama, yang merupakan nama lain dari bagian selatan Altiplano.

Di sana, tim menemukan radiasi ekstrem dapat ditelusuri kembali melalui awan tipis di daerah tersebut.

Cordero menjelaskan, awan sering menghalangi sinar Matahari dengan memantulkan radiasi kembali ke angkasa.

Namun, awan tipis yang pecah-pecah di area itu membuat sinar Matahari secara intens menyorot permukaan Bumi.

Radiasi Matahari tertinggi dunia terjadi di Dataran Tinggi ChajnantorJurnal American Meteorological Society Radiasi Matahari tertinggi dunia terjadi di Dataran Tinggi Chajnantor

Studi tersebut menemukan, awan yang bernama kumulus, sirus, atau sirostratus ini dapat meningkatkan radiasi Matahari di permukaan hingga 80 persen, dibanding tanpa awan.

Dilansir dari Energyportal.eu, kehadiran awan ini paling menonjol pada Januari dan Februari selama musim panas di belahan Bumi selatan.

Adapun awan tersebut, berasal dari kelembapan Amazon, selama musim hujan di Amerika Selatan.

Lebih lanjut Cordero menjelaskan, awan serupa juga muncul di tempat-tempat tinggi lain, seperti dataran tinggi Himalaya. Akan tetapi, area ini masih belum mengalami radiasi Matahari setinggi itu.

Menurutnya, alasan pertama yang menyebabkan banyaknya radiasi Matahari di Altiplano dibanding dataran tinggi lain adalah musim panas di belahan Bumi utara yang tidak seintens di belahan Bumi selatan.

Selain itu, selama musim panas di belahan Bumi selatan, orbit Bumi lebih dekat ke Matahari dan mencapai titik yang disebut perihelion pada awal Januari.

Akibatnya, radiasi Matahari pun mencapai 7 persen lebih tinggi di belahan Bumi selatan daripada utara.

Alasan kedua, belahan Bumi utara memiliki lebih banyak molekul ozon daripada belahan Bumi selatan.

Molekul ozon yang lebih tinggi di atmosfer Bumi akan bertindak sebagai tabir surya alami dan melindungi manusia dari radiasi Matahari.

Baca juga: Deretan Tempat Terpanas di Bumi, Tertarik Mencoba?

Titik tercerah tidak selalu tempat terpanas

Sementara itu, meski disebut titik tercerah, lokasi ini berbeda dengan tempat terpanas di permukaan Bumi.

Cordero menjelaskan, suhu udara dari suatu tempat bukan hanya bergantung pada intensitas radiasi Matahari yang diterima.

Sebagai contoh, atmosfer di dekat Altiplano relatif sejuk karena elevasi atau letaknya yang tinggi dari permukaan laut.

Bukan hanya itu, lokasinya juga dekat dengan Samudra Pasifik, yang menerima arus air di dekat Antartika, yang turut membantu menjaga wilayah tersebut lebih sejuk.

Area dengan banyak tanaman pun kemungkinan membuatnya lebih dingin daripada permukaan yang kering dan gersang.

Sebab, tumbuhan yang hidup di Altiplano akan membantu mendinginkan permukaan melalui evapotranspirasi.

"Altiplano tidak terpengaruh oleh gelombang panas di wilayah Bahrain, Timur Tengah, atau Mediterania," kata Cordero.

Baca juga: Tembus Minus 98 Derajat Celsius, di Mana Letak Area Terdingin di Bumi?

Hanya "menghitung" radiasi Matahari

Di sisi lain, ilmuwan atmosfer Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Seiji Kato, mengaku tidak terkejut dengan alasan Altiplano mendapat sinar Matahari ekstrem.

Kato yang tidak terlibat dalam penelitian mengatakan, saat radiasi Matahari ditransmisikan melalui atmosfer, maka akan diserap oleh uap air dan dihamburkan oleh awan dan aerosol.

Oleh karenanya, dataran tinggi yang terletak di atas lapisan uap air dan memiliki lebih sedikit awan dan aerosol akan menerima lebih banyak sinar Matahari.

Meski tidak terkejut, Kato berkomentar, studi terbaru hanya melihat radiasi Matahari ke bawah. Padahal, ada sumber radiasi lain yang perlu dipertimbangkan juga.

Misalnya, permukaan Bumi sebenarnya menerima radiasi yang dipancarkan oleh atmosfer, yang tidak dapat dilihat manusia.

Namun, ketika awan hadir di atmosfer, radiasi yang dipancarkan atmosfer dapat lebih besar dibanding radiasi yang datang langsung dari Matahari pada hari tanpa awan.

Jika menambahkan radiasi Matahari dan radiasi atmosfer, data satelit CERES NASA menunjukkan bahwa radiasi terbesar di permukaan Bumi terjadi di wilayah ekuator, Samudra Pasifik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com