Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Wartawan yang Pertama Mengetahui Kabar Kematian Brigadir J

Kompas.com - 08/07/2023, 07:48 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Muncul kabar polisi tembak polisi

Aryo mengatakan hari Minggu 10 Juli 2022 mendengar kabar adanya isu polisi tembak polisi hingga menyebabkan Brigadir J meninggal dunia.

Aryo lalu mengonfirmasi kabar tersebut ke kabid Humas Polda Jambi melalui WhatsApp.

"Saya kirim WA, apa benar ada polisi yang meninggal ditembak di rumah kadiv propam?, namun WA itu sudah dibaca tapi tidak direspons," ujarnya.

Aryo juga mengaku dapat foto-foto dan video jenazah Brigadir J melalui WhatsApp.

Ia mengaku penasaran dan mulai timbul kecurigaan.

Aryo mengatakan ia juga bertemu bibi kandung Brigadir J di hari Senin, 11 Juli 2022.

"Telepon saya diangkat oleh bibi Brigadir J, beliau menceritakan detail, percakapan itu saya rekam, kemudian saya tulis berita tersebut, namun berita itu diedit karena nama yang terlibat, TKP disebutkan bibi Brigadir J," ujarnya.

Mendatangi rumah duka

Sementara itu, Sulistiono selaku Pempimpin Redaksi Tribun Jambi mengatakan isu yang ditulis Aryo Tondang sangat sensitif.

"Akhirnya secara redaksi kami ganti, TKP dari rumah Kadiv Propam dengan sebuah rumah di Jakarta," ujar Sulistiono.

Setelah itu, tim redaksi Tribun Jambi menuju rumah duka Brigadir J dengan menempuh perjalanan 2 jam.

Sulistiono mengatakan ia bertemu bibi Brigadir J dan pacar Brigadir J namun belum berani melakukan wawancara karena kondisi masih sangat berduka setelah pemakaman.

Sulistiono dan Aryo lalu kembali ke rumah duka dan mengikuti prosesi adat selesai dilakukan. Hingga akhirnya Sulistiono dan Aryo bertemu ayah Brigadir J, Samuel.

"Saya wawancara selama 28 menit, namun permintaan dari Bapak Samuel, hingga kini rekaman tersebut belum saya tulis," ujar Sulistiono.

Belum ada wartawan yang meliput

Sulistino mengatakan bahwa saat datang ke rumah duka, belum ada wartawan lain yang meliput kasus tersebut.

"Saya belum melihat wartawan lain, kami dari Tribun Jambi datang ke lokasi pemakaman hingga rumah duka menggunakan mobil kantor yang bertulis Tribun Jambi," ujar Sulistiono.

Sulistino mengatakan saat tim redaksi Tribun Jambi datang ke rumah duka, banyak sekali orang-orang yang memotret kehadiran mereka.

"Banyak yang memotret kami, ada yang ingin selfie-lah, tapi ada juga polisi yang memfoto kami," ujar Sulistiono.

Setelah itu Sulistiono kembali ke kantor Tribun Jambi.

Namun tiba-tiba pukul 19.00 WIB, Aryo mendapat telefon dari bibi Brigadir J, Rohani.

Dia menghubungi Aryo untuk memintanya kembali ke rumah duka. Hal itu karena dia mengaku banyak sekali polisi yang mengepung rumahnya.

"Lalu saya katakan coba divideo itu dulu karena saya sudah di kota Jambi, lalu Ibu Rohani mengirim video ke saya," ujar Aryo.

Sulistiono lalu menerbitkan berita dengan redaksi "Polisi Tewas Ditembak."

Sulistiono mengatakan hanya Tribun Jambi yang menulis dengan judul seperti itu karena kabar dari kepolisian adalah isu ada polisi tembak menembak.

Sulistiono memastikan setelah pemakaman Brigadir J, hanya Tribun Jambi yang memuat berita di rumah duka hingga pemakaman.

Aryo mengatakan, Rohani lalu menceritakan kejadian ketika malam dikepung polisi.

Rohani menyebutkan saat itu Brigjen Hendra Kurniawan datang ke rumah duka tanpa melepas alas sepatu, lalu seluruh jendela ditutup gorden.

"Seolah disterilkan, dan menceritakan kronologi tewasnya Brigadir J seperti siaran Kompolnas, Ibu Rohani saat itu protes karena tidak ada rekaman CCTV" ujarnya.

Setelah kabar kematian Brigadir J mulai menyebar, hari Selasa 12 Juli 2022 banyak media nasional yang datang ke rumah duka.

Sulistiono lalu menyusun kronologi dari percakapan Brigadir J dengan keluarga melalui WhatsApp (WA).

Dia mengaku mendapat kronologi dari tanggal 2 sampai tanggal 8 Juli 2022.

"Saya melihat percakapan perhatian anak ke orangtua, dengan menanyakan kondisi orangtua ketika perjalanan ke Sidempuan , tidak ada gelagat apapun," ujar Sulistiono.

Sulistiono melihat adanya percakapan WA dari Brigadir J yang ingin ikut ke Sidempuan, namun tidak bisa karena dinas ke Magelang.

Halaman:

Terkini Lainnya

PKS Disebut 'Dipaksa' Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

PKS Disebut "Dipaksa" Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

Tren
Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

Tren
Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com