Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah, Kudeta Pertama di Indonesia Saat Sutan Sjahrir Jadi Perdana Menteri

Kompas.com - 03/07/2023, 08:15 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Penangkapan tokoh Persatuan Perjuangan

Sebelum Peristiwa 3 Juli 1946 terjadi, BPRI yang menjadi bagian dari gerakan Persatuan Perjuangan memberikan ancaman kepada pemerintah.

Organisasi tersebut mengatakan, akan melakukan kudeta apabila pemerintah gagal menjalankan tugasnya.

Berjalannya waktu, keberadaan BPRI di dalam republik membuat Soekarno dan Sjahrir menjadi gusar.

Pemerintah kemudian mengambil tindakan tegas untuk mengurangi tekanan dari Persatuan Perjuangan.

Tan Malaka yang berada di balik Persatuan Perjuangan lalu ditangkap oleh pemerintah secara diam-diam setelah menutup Kongres Persatuan Perjuangan.

Selain Tan Malaka, pemerintah juga menculik Muhammad Yamin, Gatot, Abikusmo, Sukarni, dan Chaerul Saleh.

Pentolan Persatuan Perjuangan ditangkap dengan tuduhan bakal melakukan penculikan terjadap anggota Kabinet Sjahrir.

Sebelumnya, Sutan Sjahrir dengan beberapa anggota kabinet memang diculik pada 26 Juni 1946.

Baca juga: Sejarah SD Inpres yang Dibandingkan Jokowi dengan Pembangunan IKN

Negara dalam keadaan bahaya

Adapun, ketika Sjahrir diculik, Soekarno mengumumkan bahwa negara dalam keadaan bahaya sehingga kekuasaan pemerintah kembali kepada Presiden RI.

Hal tersebut dikatakan Sang Proklamator ketika berpidato pada 28 Juni 1946. Ia juga mendesak agar Sjahrir dan anggota kabinet lainnya dibebaskan.

Permintaan tersebut dikabulkan sehingga Sjahrir dapat menemui Soekarno pada 1 Juli 1946.

Meski begitu, upaya kudeta tetap terjadi yang dikenang sebagai Peristiwa 3 Juli 1946.

Peristiwa 3 Juli 1946

Mayjen Soedarsono yang berada di balik penculikan Sjahrir kemudian menghadap Soekarno dam Amir Syarifuddin pada 3 Juli 1946.

Ia memberikan beberapa permintaan kepada Soekarno dalam empat lembar maklumat dengan isi sebagai berikut:

  • Presiden memberhentikan Kabinet Sjahrir II
  • Presiden menyerahkan pimpinan politik, sosial, dan ekonomi kepada Dewan Pimpinan Politik Presiden yang mengangkat 10 anggota
  • Dewan Pimpinan Politik diketuai Tan Malaka dan beranggotakan Muhammad Yamin, Ahmad Subarjo, Boentaran Martoatmodjo, RS Budhyarto Martoatmodjo, Sukarni, Chaerul Saleh, Sudiro, Gatot, dan Iwa Kusuma Sumantri
  • Presiden mengangkat 13 menteri negara yang nama-namanya dicantumkan dalam maklumat.

Soekarno kemudian memerintahkan supaya Soedarsono dan pendukungnya ditangkap setelah tidak menandatangani maklumat tersebut.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com