Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbandingan Kekuatan Pasukan Wagner Vs Militer Rusia

Kompas.com - 25/06/2023, 20:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemimpin pasukan tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozi, menyerukan pemberontakan atas Rusia.

Wagner adalah tentara bayaran swasta yang pernah terlibat gerakan separatis pro-Rusia di Ukraina Timur pada 2014.

Pasukan ini juga terlibat dalam invasi Rusia ke Ukraina, termasuk berbagai operasi militer Afrika dan Timur Tengah.

Dilansir dari Al Jazeera, Prigozi menyerukan perlawanan kepada Rusia dengan memerintahkan pasukannya bergerak menuju Moskwa.

Seruan tersebut ia utarakan setelah menuduh Rusia melakukan penyerangan dan pembunuhan terhadap anak buahnya.

Berikut perbandingan kekuatan pasukan Wagner dengan militer Rusia.

Baca juga: Kata Presiden Ukraina soal Pasukan Wagner Berontak Lawan Rusia

Jumlah tentara Wagner

Dilansir dari Sky News, pejabat Gedung Putih memperkirakan Wagner yang kini berani memberontak kepada Rusia diperkuat sekitar 50.000 tentara.

Mereka meyakini sebagian besar dari jumlah tersebut telah diterjunkan ke Ukraina untuk melakukan invasi.

Pejabat Gedung Putih juga memperkirakan, sebanyak 40.000 dari 50.000 tentara yang memperkuat Wagner, berasal dari penjara-penjara di Rusia.

Meski begitu, jumlah tentara Wagner diperkirakan sudah menyusut lantaran 9.000 di antaranya tewas dalam invasi di Ukraina.

Di sisi lain, sebanyak 20.000 tentara di bawah komando Prigozi juga mengalami luka-luka akibat pertempuran itu.

Anggota grup Wagner bersiap mundur dari markas Distrik Militer Selatan untuk kembali ke markas mereka di Rostov-on-Don pada 24 Juni 2023. AFP/ROMAN ROMOKHOV Anggota grup Wagner bersiap mundur dari markas Distrik Militer Selatan untuk kembali ke markas mereka di Rostov-on-Don pada 24 Juni 2023.

Baca juga: Sosok Yevgeny Prigozhin, Penjual Hotdog yang Bertransformasi Jadi Pemimpin Tentara Bayaran Wagner Group

Kekuatan tentara Wagner

Dengan jumlah pasukan yang mencapai puluhan ribu, dulunya Wagner diperkuat oleh pasukan yang sudah terlatih dalam pertempuran.

Sebagian besar dari mereka merupakan pensiunan pejuang Rusia yang berusia hingga 55 tahun.

Kendati demikian, pasukan tersebut juga diperkuat oleh pejuang dari negara lain.

Baca juga: Kronologi Pemberontakan Wagner Group terhadap Rusia

Senjata pasukan Wagner

Wagner yang mempekerjakan tentara bayaran telah bertempur bersama Rusia di Ukraina.

Selama kebersamaannya dengan Negara Beruang Merah, pasukan tersebut berbagi senjata di Ukraina, temasuk tank dan peralatan pertahahan udara.

Meski begitu, Wagner disebut memiliki persenjataan yang mereka beli dari Korea Utara (Korut).

Hal tersebut diketahui dari laposan AS yang mengeklaim bahwa Korut telah memasok senjata bagi Wagner.

Salah satu senjata yang dipasok ke Wagner adalah peluru artileri namun hal ini dibantah oleh pasukan ini. Wagner menyebut kabar ini sebagai gosip.

Baca juga: Grup Wagner Sempat Dekati Moskwa dengan Senjata Berat, tapi Putar Balik

Halaman:

Terkini Lainnya

Ilmuwan Deteksi Planet Layak Huni Seukuran Bumi

Ilmuwan Deteksi Planet Layak Huni Seukuran Bumi

Tren
Update Kasus Vina: Pengakuan Adik, Ayah, dan Ibu Pegi soal Nama Robi

Update Kasus Vina: Pengakuan Adik, Ayah, dan Ibu Pegi soal Nama Robi

Tren
Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Tren
Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Tren
13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

Tren
Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com