KOMPAS.com - Pemimpin pasukan tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozi, menyerukan pemberontakan atas Rusia.
Wagner adalah tentara bayaran swasta yang pernah terlibat gerakan separatis pro-Rusia di Ukraina Timur pada 2014.
Pasukan ini juga terlibat dalam invasi Rusia ke Ukraina, termasuk berbagai operasi militer Afrika dan Timur Tengah.
Dilansir dari Al Jazeera, Prigozi menyerukan perlawanan kepada Rusia dengan memerintahkan pasukannya bergerak menuju Moskwa.
Seruan tersebut ia utarakan setelah menuduh Rusia melakukan penyerangan dan pembunuhan terhadap anak buahnya.
Berikut perbandingan kekuatan pasukan Wagner dengan militer Rusia.
Jumlah tentara Wagner
Dilansir dari Sky News, pejabat Gedung Putih memperkirakan Wagner yang kini berani memberontak kepada Rusia diperkuat sekitar 50.000 tentara.
Mereka meyakini sebagian besar dari jumlah tersebut telah diterjunkan ke Ukraina untuk melakukan invasi.
Pejabat Gedung Putih juga memperkirakan, sebanyak 40.000 dari 50.000 tentara yang memperkuat Wagner, berasal dari penjara-penjara di Rusia.
Meski begitu, jumlah tentara Wagner diperkirakan sudah menyusut lantaran 9.000 di antaranya tewas dalam invasi di Ukraina.
Di sisi lain, sebanyak 20.000 tentara di bawah komando Prigozi juga mengalami luka-luka akibat pertempuran itu.
Kekuatan tentara Wagner
Dengan jumlah pasukan yang mencapai puluhan ribu, dulunya Wagner diperkuat oleh pasukan yang sudah terlatih dalam pertempuran.
Sebagian besar dari mereka merupakan pensiunan pejuang Rusia yang berusia hingga 55 tahun.
Kendati demikian, pasukan tersebut juga diperkuat oleh pejuang dari negara lain.
Senjata pasukan Wagner
Wagner yang mempekerjakan tentara bayaran telah bertempur bersama Rusia di Ukraina.
Selama kebersamaannya dengan Negara Beruang Merah, pasukan tersebut berbagi senjata di Ukraina, temasuk tank dan peralatan pertahahan udara.
Meski begitu, Wagner disebut memiliki persenjataan yang mereka beli dari Korea Utara (Korut).
Hal tersebut diketahui dari laposan AS yang mengeklaim bahwa Korut telah memasok senjata bagi Wagner.
Salah satu senjata yang dipasok ke Wagner adalah peluru artileri namun hal ini dibantah oleh pasukan ini. Wagner menyebut kabar ini sebagai gosip.
Sementara itu, Rusia yang kini berhadap-hadapan dengan Wagner diperkirakan memiliki 1 juta tentara aktif.
Tentara Rusia juga mendapat akses ke gudang persenjataan selama negara ini berdiri maupun ketika era Soviet.
Senjata tersebut meliputi senapan mesin, senapan serbu, sniper, peluncur granat, rudak darat ke udara, tank, kendaraan tempur, termasuk ranjau.
Meski begitu, ada kabar yang menyebutkan bahwa Rusia menerjunkan persenjataan era komunis untuk menginvasi Ukraina.
Hal tersebut diketahui dari laporan Kementerian Pertahanan Rusia pada Maret 2023 yang mencantumkan tank T-62.
Dari laporan itu, dapat diketahui bahwa Rusia masih memiliki tank T-62 yang berusia 60 tahun dan kendaraan lapis baja tahun 1950-an untuk mengangkut tentara.
Sementara itu, laporan The Telegraph menyebutkan bahwa Rusia memiliki Garda Nasional dengan jumlah tentara mencapai 340.000 personel.
Berdasarkan UU yang ditandatangani Putin pada 2016, Garda Nasional berada di bawah tentara Rusia. Keduanya juga dipisahkan kepemimpinanya.
Pasukan tersebut diberi tugas untuk mempertahankan perbatasan Rusia, termasuk memerangi perdagangan narkoba dan terorisme.
Di sisi lain, negara tersebut juga diperkuat oleh 250.000 wajib militer di bawah komando tentara Rusia.
Ratusan ribu wajib militer dapat dikerahkan untuk mempertahankan Rusia dari ancaman, tetapi memiliki tingkat pelatihan dan perlengkapan yang lebih rendah.
Kemudian, Rusia juga membentuk unit pengawal khusus yang direkrut untuk melindungi para petinggi Rusia, Kremlin, termasuk Putin.
Unit yang dinamai FSO itu jumlahnya sekitar 50.000 orang dan dianggap sebagai pengawal Praetorian.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/06/25/203000465/perbandingan-kekuatan-pasukan-wagner-vs-militer-rusia