Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Hati Berlemak: Penyebab, Tahapan, dan Gejala

Kompas.com - 22/06/2023, 06:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu penyakit yang dapat menyerang organ hati yang mungkin belum diketahui oleh banyak orang adalah hati berlemak.

Penyakit hati berlemak biasanya tak memiliki gejala dan tak menimbulkan masalah serius bagi penderitanya.

Akan tetapi, dalam beberapa kasus, penyakit hati berlemak dapat menyebabkan kerusakan hati.

Lantas, sebenarnya apa itu penyakit hati berlemak?

Baca juga: 11 Manfaat Kopi bagi Kesehatan Tubuh, Melindungi Hati hingga Tingkatkan Fungsi Otak

Mengenal penyakit hati berlemak

Penyakit hati berlemak (steatosis) sebenarnya merupakan kondisi umum yang disebabkan oleh terlalu banyak penumpukan lemak di hati seseorang.

Hati yang sehat mengandung sedikit lemak, namun akan menjadi masalah saat lemak mencapai 5 persen hingga 10 persen dari berat hati.

Dikutip dari Mayoclinic, penyakit ini disebut juga dengan nonalcoholic fatty liver (NAFLD) atau penyakit hati berlemak nonalkohol karena penyakit ini mempengaruhi orang yang hanya sedikit atau bahkan tak pernah minum alkohol.

Di AS, penyakit ini merupakan penyakit hati kronis yang paling umum dengan memengaruhi sekitar seperempat populasi.

Pada beberapa individu, kondisi ini dapat berkembang menjadi nonalcoholic steatohepatitis (NASH), suatu bentuk agresif dari penyakit hati berlemak yang ditandai dengan peradangan hati.

Kerusakan ini mirip dengan kerusakan yang disebabkan oleh penggunaan alkohol berat.

Baca juga: 6 Manfaat Daun Meniran, Cegah Batu Ginjal hingga Penyakit Hati

Tahapan penyakit hati berlemak

Kebanyakan kasus, penyakit hati berlemak tak sebabkan masalah serius dan fungsi hati masih bisa bekerja secara normal saat terkena.

Akan tetapi, 7 persen hingga 30 persen orang dengan penyakit hati berlemak dapat memburuk dari waktu ke waktu.

Berikut tahapan bagaimana penyakit hati berlemak bisa memburuk:

  • Hati Anda menjadi meradang (bengkak) sehingga kemudian merusak jaringannya. Tahap ini disebut steatohepatitis.
  • Jaringan parut terbentuk di mana hati Anda rusak, sehingga proses ini kemudian disebut fibrosis.
  • Jaringan parut yang luas menggantikan jaringan sehat. Pada titik ini, Anda menderita sirosis hati. 

Sirosis hati merupakan akibat dari terjadinya kerusakan parah pada hati.

Jaringan parut yang terbentuk pada sirosis hati dapat memperlambat fungsi hati hingga memblokir fungsi hati sepenuhnya. Pada akhirnya, sirosis bisa menyebabkan gagal hati dan kanker hati.

Baca juga: 5 Ramuan Herbal Untuk Membersihkan Organ Hati, Apa Saja?

Penyebab penyakit hati berlemak

Berikut sejumlah faktor risiko yang menyebabkan seseorang mengembangkan penyakit hati berlemak:

  • Mengalami kelebihan berat badan. 
  • Menderita diabetes tipe 2 atau resistensi insulin.
  • Memiliki sindrom metabolik (resistensi insulin, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan kadar trigliserida tinggi).
  • Mengambil obat resep tertentu, seperti amiodarone, diltiazem, tamoxifen atau steroid.

Gejala penyakit hati berlemak

Meskipun penyakit hati berlemak seringkali tak menimbulkan gejala, namun berikut sejumlah gejala dari penyakit hati berlemak yang perlu diketahui:

  • Sakit perut atau rasa penuh di sisi kanan atas perut (perut).
  • Mual , kehilangan nafsu makan atau penurunan berat badan. 
  • Kulit kekuningan dan bagian putih mata (jaundice).
  • Perut dan kaki bengkak (edema).
  • Kelelahan ekstrim atau kebingungan mental.
  • Kelemahan.

Baca juga: Hati-hati, Kaget dan Patah Hati Bisa Memicu Serangan Jantung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com