Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak 4 Tahun Meninggal Usai Digigit Anjing Rabies, Simak Gejala, Cara Penularan dan Pencegahan Rabies

Kompas.com - 10/05/2023, 17:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Namun, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) anjing adalah sumber utama kematian rabies pada manusia dengan menyumbang hingga 99 persen kasus.

Penyakit rabies menyebabkan puluhan ribu kematian setiap tahun terutama di Asia dan Afrika dengan 40 persen kasus di antaranya pada anak di bawah usia 15 tahun.

Baca juga: Selain Rabies, Ini 4 Penyakit karena Gigitan Anjing

Apa yang harus dilakukan jika berpotensi terpapar rabies

Jika seseorang berpotensi terpapar rabies seperti tergigit anjing, maka yang bisa dilakukan adalah melakukan beberapa hal pencegahan yakni:

  • Mencuci luka secara menyeluruh dengan sabun dan air selama 15 menit.
  • Mendapatkan serangkaian vaksinasi rabies.
  • Jika diperlukan mendapatkan imunoglobulin rabies atau antibodi monoklonal.

Pencegahan

Rabies bisa dicegah dengan melakukan vaksinasi terhadap anjing, termasuk anak anjing.

Selain itu, melakukan vaksinasi pada manusia juga dapat mencegah seseorang terkena rabies.

Vaksinasi sangat efektif mengimunisasi orang sebelum ataupun setelah terpapar rabies.

Pencegahan terutama diperlukan  untuk orang-orang yang bekerja dengan risiko tinggi, seperti pekerja laboratorium yang menangani rabies hidup dan virus terkait rabies.

Kemudian orang yang aktivitas profesional atau pribadinya mungkin menyebabkan kontak langsung dengan kelelawar atau mamalia lain yang mungkin terinfeksi rabies.

Vaksinasi untuk mencegah rabies mungkin juga diperlukan untuk pelancong dan orang yang tinggal di daerah terpencil, daerah endemis rabies dengan akses fasilitas kesehatan yang terbatas.

Baca juga: Cara Dapat Vaksin Rabies Gratis untuk Kucing dan Anjing di Jakarta, Bandung, dan DIY

Gejala rabies

Masa inkubasi rabies biasanya sekitar 2-3 bulan, namun bisa bervariasi dari 1 minggu sampai 1 tahun tergantung pada faktor-faktor tertentu seperti lokasi masuknya virus.

Sejumlah gejala umum dari rabies yakni sebagai berikut:

  • Demam.
  • Nyeri.
  • Kesemutan.
  • Sensasi tusukan atau terbakar yang tidak bisa dijelaskan di lokasi luka.

Jika virus sudah berpindah ke sistem saraf pusat, maka radang pada otak dan sumsum tulang belakang akan berkembang menjadi fatal.

Ada dua bentuk rabies:

  • Rabies ganas: menyebabkan hiperaktif, perilaku bersemangat, halusinasi, kurangnya koordinasi, hidrofobia (takut air) dan aerofobia (takut angin atau udara segar). Kematian terjadi setelah beberapa hari karena henti jantung-pernapasan.
  • Rabies paralitik: menyumbang sekitar 20 persen dari jumlah total kasus manusia. Bentuk rabies ini tidak terlalu dramatis dan biasanya lebih lama daripada bentuk ganasnya. Pada kasus ini otot berangsur-angsur menjadi lumpuh, mulai dari lokasi luka, koma perlahan berkembang dan akhirnya kematian . Bentuk rabies yang lumpuh sering salah didiagnosis, berkontribusi pada pelaporan penyakit yang kurang.

Baca juga: INFOGRAFIK: Mengenal Apa Itu Rabies, Gejala Terinfeksi, hingga Pencegahannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com