Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Kapolres Nagekeo NTT Disebut Intimidasi Warga hingga Tancapkan Sangkur ke Meja, Ini Klarifikasinya...

Kompas.com - 29/04/2023, 13:21 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial baru-baru ini diramaikan dengan video Kapolres Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), AKBP Yudha Pranata yang dinarasikan sedang mengintimidasi masyarakat adat Kawa.

Dalam video itu, tampak Yudha sedang berdialog dengan warga dan beberapa petugas pemerintahan di sebuah ruang terbuka.

Ia kemudian berdiri dari tempat duduknya dengan mengeluarkan sangkur dan menancapkannya ke atas meja.

Sayangnya, video itu tidak memiliki suara sehingga tidak diketahui dengan jelas konteks pembicaraannya.

Video selengkapnya dapat dilihat di sini: Video viral Kapolres Nagekeo disebut intimidasi warga dengan tancapkan sangkur.

Baca juga: Ramai soal Anggaran Rapat Rp 9,5 Miliar, Ini Penjelasan Perpusnas

Penjelasan Kapolres Nagekeo

Menanggapi hal itu, Kapolres Nagekeo AKBP Yudha Pranata membenarkan adanya video yang beredar itu.

Menurut dia, video tersebut diambil pada Agustus tahun lalu.

"Kejadian itu pada bulan Agustus 2022," kata AKBP Yudha kepada Kompas.com, Sabtu (29/4/2023).

Saat ditanyakan perihal alasan penancapan sangkur tersebut, hal itu merupakan simbol kepatuhannya kepada negara dan rakyat.

"Patuh kepada negara dan rakyat. Patuh untuk mendukung pembangunan agar jangan terhambat, patuh kepada rakyat yang memiliki hak atas pembangunan tersebut," jelas dia.

"Semenjak sangkur tertancap, sudah tidak ada lagi pengadangan. Semenjak sangkur tertancap, hak masyarakat didapatkan dengan lancar," lanjutnya.

Kepada Kompas.com, Yudha juga mengirimkan link video klarifikasi yang bersumber dari kanal YouTube Humas Polres Nagekeo yang diunggah pada Jumat (28/4/2023).

Baca juga: Viral, Video Oknum Prajurit Tendang Ibu-ibu, Ternyata Anggota Kopasgat TNI AU

Klarifikasi dari masyarakat adat Kawa

Video itu berisi klarifikasi dari masyarakat adat Kawa yang berada di lokasi kejadian dan video asli saat AKBP Yudha menancapkan sangkur di atas meja, lengkap dengan suara pembicaraan.

Dalam video klarifikasi tersebut, seorang warga masyarakat adat Kawa menegaskan bahwa narasi Kapolres Nagekeo mengintimidasi warga tidak benar. Menurut dia, AKBP Yudha saat itu justru membantu warga.

"Apa yang dilakukan Bapak Kapolres (Nagekeo) itu tidak sedang melakukan intimidasi terhadap masyarakat Kawa, tetapi apa yang dilakukan Bapak Kapolres saat itu justru menguntungkan, membantukan masyarakat Kawa," kata pria dalam video.

Baca juga: Beredar Video Puluhan WNI di Myanmar Meminta Dipulangkan, Disebut Korban Perdagangan Orang

Bentuk komitmen kepada warga

Ia menuturkan, tindakan AKBP Yudha yang menancapkan sangkur ke atas meja merupakan bentuk komitmen atau tanda patuhnya kepada warga.

Sangkur itu pun masih tampak tertancap di atas meja dalam video klarifikasi.

Menurut dia, dialog tersebut mempertemukan masyarakat adat Kawa dengan petugas Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Dalam keterangan pria itu, Yudha meminta agar BPN segera menyelesaikan dokumen-dokumen masyarakat adat Kawa.

"Di saat itu justru kami masyarakat Kawa diuntungkan oleh teman-teman kamtibmas yang datang membantu kami untuk bersama-sama mengurus dokumen," jelas pria itu.

"Bahkan, Kapolres mengeluarkan sprindik di depan kami, mengeluarkan sprindik untuk anggotanya untuk berkantor bersama di BPN, untuk sama-sama mengecek dokumen masyarakat Kawa," sambungnya.

Baca juga: 2 Polisi Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Divonis Bebas, Berikut Alasannya

Menancapkan sangkur ke meja

Sementara itu, video asli yang memiliki audio itu memuat pembicaraan AKBP Yudha kepada warga dan petugas BPN.

Dalam video itu, tidak ada reaksi kemarahan Kapolres Nagekeo kepada warga.

Sebaliknya, ia justru meminta agar petugas BPN segera menyelesaikan dokumen-dokumen masyarakat ada Kawa.

Bahkan, AKBP Yudha menyebut petugas BPN seakan-seakan sengaja tidak segera menyelesaikannya.

"Kami tidak bisa menghalangi masyarakat untuk meminta haknya, itu hak mereka. Kami aparat sudah cukup bersabar," jelas Yudha.

"Tapi ada kesan disengaja, bukan lalai, kalau lalai cukup sekali dua kali, tapi ini disengaja," sambungnya.

Ia kemudian menancapkan sangkur ke atas meja seraya berkata, "Itu tanda patuh saya."

Baca juga: Viral, Video Nenek Diduga Menganiaya Cucunya di Dalam Angkot di Padang, Ini Kata Polisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Situasi yang Bisa Membuat Kucing Peliharaan Anda Kesal

8 Situasi yang Bisa Membuat Kucing Peliharaan Anda Kesal

Tren
Ilmuwan Temukan Virus Tertua di Dunia, Berusia 50.000 Tahun yang Berasal dari Manusia Purba

Ilmuwan Temukan Virus Tertua di Dunia, Berusia 50.000 Tahun yang Berasal dari Manusia Purba

Tren
Sosok Dian Andriani Ratna Dewi, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama di TNI AD

Sosok Dian Andriani Ratna Dewi, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama di TNI AD

Tren
Erick Thohir Bertemu KNVB untuk Jalin Kerja Sama, Ini Poin-poin yang Direncanakan

Erick Thohir Bertemu KNVB untuk Jalin Kerja Sama, Ini Poin-poin yang Direncanakan

Tren
Mengenal 'Kidult', Dewasa Muda di Zona Nyaman Masa Kecil

Mengenal "Kidult", Dewasa Muda di Zona Nyaman Masa Kecil

Tren
Revisi UU MK dan Catatan Panjang Pembentukan Undang-Undang 'Kejar Tayang' Era Jokowi

Revisi UU MK dan Catatan Panjang Pembentukan Undang-Undang "Kejar Tayang" Era Jokowi

Tren
Bangsa yang Menua dan Kompleksitas Generasi Muda

Bangsa yang Menua dan Kompleksitas Generasi Muda

Tren
Duet Minions Berakhir Usai Kevin Sanjaya Pensiun, Siapa Penerusnya?

Duet Minions Berakhir Usai Kevin Sanjaya Pensiun, Siapa Penerusnya?

Tren
Google Perkenalkan Produk AI Baru Bernama Project Astra, Apa Itu?

Google Perkenalkan Produk AI Baru Bernama Project Astra, Apa Itu?

Tren
9 Potensi Manfaat Edamame untuk Kesehatan, Termasuk Mengurangi Risiko Diabetes

9 Potensi Manfaat Edamame untuk Kesehatan, Termasuk Mengurangi Risiko Diabetes

Tren
Warganet Keluhkan Harga Tiket Laga Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang Mahal, PSSI: Kami Minta Maaf

Warganet Keluhkan Harga Tiket Laga Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang Mahal, PSSI: Kami Minta Maaf

Tren
Korban Banjir Bandang Sumbar Capai 67 Orang, 20 Masih Hilang, 3 Belum Teridentifikasi

Korban Banjir Bandang Sumbar Capai 67 Orang, 20 Masih Hilang, 3 Belum Teridentifikasi

Tren
5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

Tren
Ramai Larangan 'Study Tour' Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Ramai Larangan "Study Tour" Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Tren
50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com