KOMPAS.com - Hanya beberapa meter dari stasiun kereta api di jantung kota Paris, Perancis, para ilmuwan menemukan kuburan kuno berusia ribuan tahun.
Sejumlah 50 kuburan jauh di bawah area publik yang sibuk itu membuat ilmuwan melakukan kilas balik kehidupan langka pendahulu ibu kota Perancis, Lutetia, hampir 2.000 tahun lalu.
Diberitakan CBS News (20/4/2023), masih menjadi misteri mengapa kawasan makam ini tak pernah ditemukan saat pengerjaan beberapa jalan selama bertahun-tahun. Termasuk, saat pembangunan stasiun Port-Royal di Left Bank yang bersejarah sekitar tahun 1970-an.
Baca juga: Sekawanan Domba Bantu Arkeolog di Kota Kuno Pompeii, Apa Kontribusinya?
Penemuan kuburan kuno baru terjadi saat ada rencana pembuatan pintu keluar baru stasiun kereta.
Antropolog di Institut Riset Arkeologi Preventif Nasional (INRAP) Perancis, Camille Colonna mengatakan, sudah ada dugaan kuat bahwa kawasan stasiun tersebut dekat dengan pekuburan selatan kota kuno Lutetia.
Adapun sebagai informasi, Lutetia yang disebut juga Lutetia Parisiorum atau Lucotecia, adalah sebuah kota di Galia (kawasan Eropa Barat) pada masa Romawi.
Menurut laman World History, Lutetia merupakan pendahulu Paris sebagai ibu kota pada masanya.
Penggalian oleh ilmuwan INRAP pun mencakup sekitar 200 meter persegi tanah, dan berhasil mengungkap kawasan yang diyakini sebagai bagian dari Pekuburan Saint Jacques dari abad ke-2.
Sebelumnya, pada 1800-an, peneliti menemukan situs makam terbesar di Lutetia yang disebut Pekuburan Saint Jacques.
Namun kala itu, hanya benda-benda yang dianggap berharga yang diambil dari dalam kuburan.
Sementara kerangka manusia, persembahan, dan beragam artefak lain ditinggalkan begitu saja. Seiring berjalannya waktu, kawasan makam ini pun kembali terkubur dan "hilang".
Uniknya, selain membangkitkan kembali Pekuburan Saint Jacques, tim INRAP juga menemukan satu bagian yang belum pernah digali sebelumnya.
"Tidak ada yang pernah melihatnya sejak jaman dahulu," ujar presiden INRAP, Dominique Garcia.
Penggalian yang dimulai sejak Maret lalu ini menemukan 50 kuburan yang semuanya menggunakan cara dikubur dan bukan kremasi.
Tim juga mendapati kerangka dengan koin di dalam mulut, sehingga memungkinkan para peneliti untuk memperkirakan tanggal pemakaman berlangsung.