Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan Kuburan Berusia Ribuan Tahun Ditemukan di Bawah Stasiun, Disebut Jendela Menuju Paris Zaman Kuno

Kompas.com - 27/04/2023, 08:45 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hanya beberapa meter dari stasiun kereta api di jantung kota Paris, Perancis, para ilmuwan menemukan kuburan kuno berusia ribuan tahun.

Sejumlah 50 kuburan jauh di bawah area publik yang sibuk itu membuat ilmuwan melakukan kilas balik kehidupan langka pendahulu ibu kota Perancis, Lutetia, hampir 2.000 tahun lalu.

Diberitakan CBS News (20/4/2023), masih menjadi misteri mengapa kawasan makam ini tak pernah ditemukan saat pengerjaan beberapa jalan selama bertahun-tahun. Termasuk, saat pembangunan stasiun Port-Royal di Left Bank yang bersejarah sekitar tahun 1970-an.

Baca juga: Sekawanan Domba Bantu Arkeolog di Kota Kuno Pompeii, Apa Kontribusinya?


Bermula dari rencana pembangunan pintu keluar

Penemuan kuburan kuno baru terjadi saat ada rencana pembuatan pintu keluar baru stasiun kereta.

Antropolog di Institut Riset Arkeologi Preventif Nasional (INRAP) Perancis, Camille Colonna mengatakan, sudah ada dugaan kuat bahwa kawasan stasiun tersebut dekat dengan pekuburan selatan kota kuno Lutetia.

Adapun sebagai informasi, Lutetia yang disebut juga Lutetia Parisiorum atau Lucotecia, adalah sebuah kota di Galia (kawasan Eropa Barat) pada masa Romawi.

Menurut laman World History, Lutetia merupakan pendahulu Paris sebagai ibu kota pada masanya.

Penggalian oleh ilmuwan INRAP pun mencakup sekitar 200 meter persegi tanah, dan berhasil mengungkap kawasan yang diyakini sebagai bagian dari Pekuburan Saint Jacques dari abad ke-2.

Sebelumnya, pada 1800-an, peneliti menemukan situs makam terbesar di Lutetia yang disebut Pekuburan Saint Jacques.

Namun kala itu, hanya benda-benda yang dianggap berharga yang diambil dari dalam kuburan.

Sementara kerangka manusia, persembahan, dan beragam artefak lain ditinggalkan begitu saja. Seiring berjalannya waktu, kawasan makam ini pun kembali terkubur dan "hilang".

Uniknya, selain membangkitkan kembali Pekuburan Saint Jacques, tim INRAP juga menemukan satu bagian yang belum pernah digali sebelumnya.

"Tidak ada yang pernah melihatnya sejak jaman dahulu," ujar presiden INRAP, Dominique Garcia.

Baca juga: Kisah Roti Bercincin di Bakery of Modestus Pompeii, Tenggelam dalam Abu, Kembali Bangkit di Peradaban Baru

Mereka yang dimakamkan di kuburan kuno

Penggalian yang dimulai sejak Maret lalu ini menemukan 50 kuburan yang semuanya menggunakan cara dikubur dan bukan kremasi.

Tim juga mendapati kerangka dengan koin di dalam mulut, sehingga memungkinkan para peneliti untuk memperkirakan tanggal pemakaman berlangsung.

Dilansir dari pemberitaan France24 (19/4/2023), kaum yang terkubur diyakini sebagai Parisii, orang Gallic yang tinggal di Lutetia.

Kerangka itu dikubur dalam peti mati kayu, yang saat ini hanya dapat dikenali dari sisa kukunya.

Lebih dari setengah dimakamkan bersama persembahan di sampingnya, seperti kendi keramik dan piala.

Koin-koin juga ditempatkan di peti mati atau bahkan mulut, seperti yang ditemukan para ilmuwan.

Sebenarnya, praktik menyertakan koin untuk dimakamkan bersama orang meninggal ini sangat umum pada masa itu, dan biasa disebut sebagai Obol Charon.

Menurut mitologi Yunani, Charon adalah tukang perahu Dewa Hades, penguasa dunia bawah. Koin itu disebut sebagai suap agar Charon mau membawa jiwa orang yang meninggal untuk menyeberangi sungai Styx.

Baca juga: Arkeolog Ungkap Bukti Adanya Dunia Lain di Bawah Tanah

Tak hanya di situ, tim juga menemukan sepatu di dalam kuburan, baik terpasang dengan apik di kaki maupun tergeletak di samping seperti persembahan.

Ada pula temuan benda-benda lain, termasuk perhiasan, jepit rambut, dan ikat pinggang.

Bahkan, kerangka babi dan hewan kecil lain turut menghiasi salah satu lubang kuburan. Diyakini, lubang ini menjadi tempat hewan-hewan dikorbankan untuk para dewa.

Berbeda dengan penggalian pada 1800-an, kali ini tim berencana untuk memindahkan semua hasil penemuan dari pekuburan untuk dianalisis.

"Ini akan memungkinkan kita untuk memahami kehidupan Parisii melalui upacara pemakaman mereka, serta kesehatan mereka dengan mempelajari DNA mereka," kata Colonna.

Lantaran sejarah kuno Paris umumnya tak begitu dikenal, tim pun berharap agar penemuan ini mampu membuka jendela menuju Paris selama zaman kuno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com