Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bolehkah Penderita Diabetes Makan Cokelat? Ini Penjelasannya

Kompas.com - 18/03/2023, 09:10 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penderita diabetes sering kali dikaitkan dengan makan makanan manis. 

Oleh karena itu, tak sedikit orang yang menderita diabetes berhenti mengonsumsi makanan manis, salah satunya cokelat. 

Hal ini karena cokelat memiliki kandungan gula dan lemak jenuh yang tinggi, sehingga jika dikonsumsi dalam porsi kecil pun dapat menyebabkan kenaikan kadar gula darah dalam waktu singkat.

Jika terlalu sering makan cokelat dan dalam jumlah banyak, maka ini dapat berakibat pada kenaikan berat badan yang bisa menyebabkan tubuh sulit untuk mengatur gula darah, kolesterol, dan tekanan darah dalam tubuh.

Baca juga: 8 Perubahan Gaya Hidup untuk Kontrol Gula Darah bagi Penderita Diabetes

Lantas, benarkah penderita diabetes tidak boleh makan cokelat?

Baca juga: 5 Jenis Buah yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Penderita Diabetes, Apa Saja?

Bagaimana cokelat mempengaruhi gula darah?

5 Pemicu Gula Darah Tinggi yang Tak Terduga, Termasuk Kopi Tanpa PemanisFreepik/wirestock 5 Pemicu Gula Darah Tinggi yang Tak Terduga, Termasuk Kopi Tanpa Pemanis
Dikutip dari Eating Well, cokelat dibuat dengan kakao, mentega kakao, gula tambahan dan susu.

Dengan semua kandungannya tersebut, mengonsumsi cokelat bisa menyebabkan gula darah meningkat lebih cepat daripada makan makanan yang memiliki lebih banyak serat dan protein atau lebih sedikit gula tambahan.

Ketika penderita diabetes mengonsumsi gula, tubuh mereka akan mengalami kesulitan dalam menyerap karbohidrat sederhana dalam jumlah besar. Akibatnya, kadar gula darah bisa mengalami lonjakan yang lebih tinggi dari batas normalnya.

Hal ini terjadi karena pankreas tidak bisa memproduksi insulin (pada diabetes tipe 1) atau karena sel tidak merespons insulin melakukan tugasnya (pada diabetes tipe 2). Dalam kedua kasus tersebut, terlalu banyak gula dapat bertahan di aliran darah.

Seiring waktu, gula darah yang berlebihan ini dapat dikaitkan dengan masalah kesehatan seperti penyakit jantung, kehilangan penglihatan, dan penyakit ginjal.

Baca juga: Pengertian Diabetes: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatannya

Tetapi karena gula bukan satu-satunya bahan yang ditemukan dalam cokelat, selama Anda memperhatikan porsi dan memilih cokelat terbaik, maka gula darah mungkin baik-baik saja.

"Percaya atau tidak, cokelat dianggap sebagai makanan rendah glisemik," kata Mary Ellen Phipps, penulis The Easy Diabetes Desserts Cookbook.

Di mana, makanan yang memiliki indeks glikemik (GI) yang lebih rendah cenderung menghasilkan peningkatan gula darah yang lebih rendah daripada makanan yang memiliki indeks glikemik tinggi.

Phipps mengaitkannya dengan lemak dan serat yang ditemukan dalam jenis cokelat tertentu.

"Tepatnya, berapa banyak cokelat yang dapat meningkatkan gula darah tergantung pada jenis cokelatnya, berapa banyak gula yang ada di dalamnya, dan makanan apa yang dimakan bersamanya," jelasnya.

Baca juga: Kenali Jenis-jenis Diabetes Beserta Penyebabnya

Halaman:

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com