Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Gempa Turkiye Hancurkan Kastil Kuno Berumur 2.000 Tahun...

Kompas.com - 07/02/2023, 18:05 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,8 melanda Turkiye selatan pada Senin (6/2/2023), hingga menyebabkan kerusakan parah dan menewaskan ribuan orang di Turkiye dan di negara tetangga, Suriah.

Hanya sembilan jam setelah gempa awal, gempa susulan berkekuatan magnitudo 7,5 kembali mengguncang Turkiye yang terjadi di sepanjang garis patahan yang sama, yakni sekitar 60 mil (sekitar 95 kilometer) sebelah utara pada pusat gempa pertama, menurut Survei Geologi AS.

Sementara, tingkat kerusakan sepenuhnya masih belum diketahui, apartemen, hotel, dan bangunan lain yang runtuh terlihat di puluhan kota dekat pusat gempa di kedua sisi perbatasan.

Baca juga: Analisis Gempa Turkiye yang Menimbulkan Banyak Korban Jiwa

Tingkat kerusakan bangunan di Turkiye

Dilansir dari NYTimes, lebih dari 5.600 bangunan hancur di seluruh Turkiye hanya dari gempa pertama yang berkekuatan 7,8.

Seorang pejabat senior PBB memperingatkan bahwa jumlah korban tewas dapat meningkat secara substansial, yang biasa terjadi setelah gempa bumi besar.

Selain itu, disebutkan juga ada ratusan bangunan ambruk. Hingga saat ini, petugas penyelamat terus mencari korban selamat dari puing-puing bangunan.

Di berbagai wilayah Turkiye seperti Diyarbakir, Sanliurfa, Adan mengalami kerusakan parah.

Bangunan perumahan besar di wilayah tersebut berubah menjadi puing-puing menyatu dengan tanah.

Baca juga: Alasan Indonesia Selalu Dilanda Gempa

Baca juga: Analisis Gempa Turkiye yang Menimbulkan Banyak Korban Jiwa

Kerusakan di Suriah

Di Suriah, gempa bumi menghantam bagian utara negara yang dilanda perang. Lebih dari seribu orang dilaporkan tewas dan ribuan lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan Suriah.

Infrastruktur di seluruh Suriah sudah dalam keadaan rapuh setelah bertahun-tahun karena serangan udara dan pengeboman.

Hal ini juga membuat banyak bangunan tidak mampu menahan gempa atau puluhan gempa susulan.

Jutaan warga Suriah telah mengungsi di seluruh bagian Suriah dan Turki di mana gempa bumi melanda.

“Apa yang kami miliki di Suriah adalah keadaan darurat dalam keadaan darurat,” kata Mark Kaye, Juru Bicara Komite Penyelamatan Internasional.

Baca juga: Turkiye Diguncang Gempa Terkuat sejak 1939, Erdogan Minta Bantuan Internasional

Kastil kuno berumur 2.000 tahun rusak

Sementara itu, sebuah kastil yang berusia ribuan tahun rusak parah di Gaziantep, dekat dengan pusat gempa awal. 

Kastil itu berusia 2.000 tahun dan terletak di wilayah Gaziantep, sekitar 80 mil (sekitar 120 kilometer) selatan pusat gempa di Provinsi Kahramanmaras.

Baca juga: WHO Perkirakan Korban Gempa Turkiye-Suriah Capai 20.000 Orang, Ini Alasannya

Dikutip dari cbsnews, sebuah kastil kuno di Turkiye menjadi salah satu monumen bersejarah yang rusak ketika gempa bumi besar melanda Turki, Senin (6/2/2023).

Beberapa gambar dan video yang beredar di media sosial menunjukkan bagian dari Kastil Gaziantep yang pertama kali dibangun pada abad ke-2 dan ke-3 M, selama Kekaisaran Romawi, runtuh dan hancur berkeping-keping di jalanan setelah gempa bumi.

Beberapa benteng di bagian timur, selatan dan tenggara kastil hancur, kata kantor berita pemerintah Turkiye, Anadolu, dalam sebuah laporan tentang kerusakan tersebut.

Hal ini meningkatkan kekhawatiran tentang kerusakan pada situs-situs kuno penting lainnya di wilayah yang telah menjadi persimpangan budaya selama ribuan tahun.

Baca juga: Daftar Gempa Paling Mematikan Sepanjang Masa, Ada Gempa Turkiye?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Antisipasi Gempa Bumi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com