Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Perkirakan Korban Gempa Turkiye-Suriah Capai 20.000 Orang, Ini Alasannya

Kompas.com - 07/02/2023, 14:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, jumlah korban gempa di Turkiye dan Suriah bisa melebihi 20.000 orang.

Apalagi, suhu dingin memhambat upaya penyelamatan para korban.

Saat ini, misi penyelamatan internasional bergegas ke kedua negara dan bekerja sepanjang hari untuk menemukan korban selamat.

Seperti diketahui, gempa berkekuatan M 7,8 mengguncang Kota Nurdagi di Patahan Anatolia Timur pada Senin (6/1/2023) sekitar pukul 04.00 pagi.

Gempa menyebar ke arah timur laut, membawa kehancuran ke Turkiye tengah dan Suriah.

Ini merupakan kekuatan yang sama dengan gempa 1939 yang menewaskan sekitar 30.000 orang di timur laut Turkiye.

Dikutip dari Aljazeera, para ahli mengatakan bahwa beberapa faktor telah memperparah gempa, termasuk kualitas bangunan yang buruk.

Baca juga: Daftar Gempa Paling Mematikan Sepanjang Masa, Ada Gempa Turkiye?


"Salah satu alasan mengapa jumlah korban begitu tinggi adalah kualitas bangunan yang buruk," kata ahli dari Kandilli Observatory and Earthquake Research Institute Universitas Bogazici Istanbul, Mustafa Erdik.

Dalam Strategi dan Rencana Aksi Gempa Nasional Turkiye untuk 2012 hingga 2023, dijelaskan dampak migrasi besar-besaran dan cepat selama tahun 1950-an menyebabkan pembangunan kota yang masif dan tidak diawasi dengan baik.

Hal ini membuat kota-kota sangat rentan terhadap bencana alam.

Setelah gempa bumi pada tahun 1999, lembaga-lembaga Turkiye mengakui sejumlah kebutuhan mendesak untuk mengurangi risiko di negara yang rawan gempa.

Tahun berikutnya, undang-undang disetujui untuk memberlakukan pemeriksaan desain wajib dan inspeksi konstruksi pada semua bangunan.

Namun, bangunan yang sesuai dengan kode desain tahan gempa masih sangat sedikit.

Menurut badan bencana negara itu, lebih dari 5.600 bangunan di tenggara Turkiye telah runtuh.

Baca juga: Kisah Nestapa Gempa Suriah, Bayi Selamat tapi Ibu dan Saudaranya Tewas

Erdik menuturkan, ukuran besar dari banyak gedung bertingkat juga mempersulit upaya penyelamatan karena gempa susulan yang dahsyat masih terjadi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com