Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nuri dan Haris, Mereka yang Berhasil Melewati Badai Bernama Kanker

Kompas.com - 04/02/2023, 08:15 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Lagi-lagi, dokter pun mengatakan bahwa Haris terindikasi mengalami kelainan darah dan harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang.

Sampai di Semarang, Haris yang saat itu berusia 8 tahun kembali diperiksa ulang. Yani menceritakan, dokter tak percaya ada indikasi kelainan darah pada anaknya. Pasalnya, Haris kala itu tampak sehat dan ceria.

Haris selanjutnya didiagnosa mengidap anemia defisiensi besi akibat sel darah merah sehat terlalu sedikit.

Namun selang berapa hari, Haris kembali mengalami demam, tak bisa jalan, dan merasa sakit saat disentuh.

Masih belum mendeteksi sel kanker dalam darah, Haris didiagnosa dengan rheumatoid arthritis pada anak-anak dan diharuskan kontrol satu bulan kemudian.

Baca juga: Apa Penyebab Utama Kanker? Simak Penjelasannya

Begitu kembali ke Pangkalan Bun, kondisi Haris kembali menurun. Dia semakin kurus dan tak nafsu makan.

Haris dan Yani pun kembali terbang ke Semarang sebelum waktu kontrol untuk melakukan pemeriksaan.

"Udah ketahuan penyakitnya, leukimia, dia nggak lama habis BMP (Bone Marrow Puncie atau Aspirasi Sumsum Tulang) langsung dijadwalkan kemoterapi," terang Yani.

Kala itu, dokter menjadwalkan kemoterapi sebanyak 110 kali atau selama kurang lebih dua setengah tahun.

Pejuang kanker lain jadi penyulut semangat

"Awalnya saya memang down, tapi tinggal di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI), saya lihat anak kecil kemoterapi sudah sampai 70 kali," tutur Yani pada Kompas.com, Jumat.

"Wah berarti dikemo berkali-kali itu tidak apa-apa. Dari situ mulai timbul semangat saya, dia aja masih kecil bisa, Haris bisa," imbuh dia.

Yani melanjutkan, sang anak yang ceria dan semangat turut mengobarkan api semangat dalam dirinya.

"Waktu kemo saya lihatin, 'Sakit nggak Le?'. 'Enggak'. Saya itu takut (makanya) dilihatin terus," kenang Yani.

Baca juga: 5 Faktor yang Meningkatkan Risiko Kanker, Apa Saja?

Haris yang kini berusia 14 tahun dan sembuh dari leukimia mengaku tak memikirkan hal-hal negatif saat didiagnosa.

"Waktu itu mikirnya penyakit, bisa disembuhin, sudah gitu doang. Selebihnya nggak ada pemikiran buruk kalau dulu," kata dia.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com