Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peserta Program Petani Milenial Jabar Mengaku Dirugikan dan Didatangi Pihak Bank, Pemprov Jabar Angkat Bicara

Kompas.com - 03/02/2023, 11:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Program Petani Milenial Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) tengah menjadi sorotan.

Hal itu lantaran salah satu peserta Program Petani Milenial, Rizky Anggara (21) membagikan pengalaman buruknya selama bergabung menjadi Petani Milenial di sektor budi daya tanaman hias sejak Juli 2021.

Dilansir dari Kompas.com (2/2/2023), laki-laki asal Lembang, Kabupaten Bandung Barat itu mengaku menemukan sejumlah kenjanggalan mulai dari saat pertama mengikuti agenda penandatanganan kerja sama (PKS).

"Kejanggalan dari pertama launching kita disuruh tanda tangan PKS. Tapi, kita sendiri enggak tahu isi PKS itu. Jadi kita bikin agenda bedah isi PKS. Namanya yang punya perusahaan pasti bisa jawab semua pertanyaan dan bodohnya kami percaya saja," ujarnya.

Baca juga: Tanaman Putri Malu Disebut Berkhasiat untuk Program Hamil, Benarkah?


Program Petani Milinial dan kejanggalannya

Masalah pertama muncul ketika jumlah indukan tanaman yang dijanjikan tak sesuai perjanjian serta waktu pengiriman yang molor. Hal tersebut mengakibatkan dirinya kehilangan satu siklus panen.

Tak cukup sampai di situ, Rizky juga mengaku tidak menerima uang modal dari akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank BJB sebesar Rp 50 juta per orang.

Sebaliknya, dana pinjaman itu justru masuk dan dikelola oleh salah satu perusahaan offtaker.

"Jadi untuk keuangan, waktu Agustus 2021 dana cair masuk ke rekening BJB kami lalu dipindahbukukan ke rekening (perusahaan offtaker) Rp 50 juta per orang. Jadi kita enggak pegang uang, tapi dalam bentuk barang seperti indukan tanaman dan barang lain," paparnya.

Selama mengikuti program, Rizky beberapa kali tercatat melakukan panen.

Salah satu panen besarnya adalah pada Maret 2022 di mana dia bisa mengumpulkan Rp 227 juta dari hasil panennya. Namun, keuntungan itu tak kunjung ia terima.

Puncaknya, pada Juli 2022 dirinya kembali merasakan hasil panen yang melimpah sebelum masa kontrak habis.

Di bulan yang sama, dirinya melakukan masa evaluasi program dan pengajuan kontrak dengan alasan kehilangan satu siklus panen akibat keterlambatan pengirimanan indukan dan kualitas indukan yang buruk.

Pengajuan itu ditolak offtaker dan Pemprov Jabar sama sekali tak memberi pembelaan atau solusi.

"Jadi kalau disebut dijebak, ya kami merasa terjebak," tandas dia.

Baca juga: Jenis Tanaman Herbal untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Pemdaprov Jabar: permasalahan segera diselesaikan

Menindaklanjuti kritik dari peserta program Petani Milenial, Pemerintahan Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar angkat bicara.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com