Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga di Sejumlah Daerah Keluhkan Kelangkaan STB dan Harganya Mahal, Ini Respons Kominfo

Kompas.com - 14/12/2022, 19:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Warga di sejumlah daerah belum lama ini melaporkan kelangkaan set-top-box (STB) di toko-toko elektronik.

Kelangkaan ini mengakibatkan harga STB meroket, seperti yang dikeluhkan oleh warga Semarang, Jawa Tengah.

"Kemarin ada yang jual Rp 300.000-450.000, sampai setengah juta malahan," kata seorang warga bernama Budi, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Selasa (6/12/2022).

Ia bahkan sempat berkeliling ke sejumlah daerah, tetapi banyak toko yang kehabisan stok STB.

Baca juga: Syarat dan Cara Dapat Bantuan STB Gratis dari Pemerintah

Kondisi yang sama juga dilaporkan oleh warga Batam bernama Nita.

Nita yang tinggal di Batuaji Batam ini mengaku, sebelum ASO diberlakukan, STB sudah sulit didapat di Batam.

Kedua daerah tersebut telah migrasi ke siaran TV analog atau Analog Switch Off (ASO) awal bulan ini.

Baca juga: Cara dan Syarat Mendapatkan Set Top Box (STB) Gratis dari Kominfo


Lantas, bagaimana tanggapan Kominfo terkait kelangkaan dan mahalnya STB tersebut?

Tanggapan Kominfo

Direktur Pengembangan Pitalebar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Marvels Situmorang mengatakan, pihaknya telah meminta vendor untuk menyediakan STB lebih banyak ke daerah.

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya kelangkaan, sehingga membuat harga STB meroket.

"Kominfo sudah meminta agar para vendor STB menyuplai barang lebih banyak ke daerah-daerah yang sudah dimatikan analognya, supaya tidak terjadi kelangkaan dan harga STB jadi naik," kata Marvels kepada Kompas.com, Rabu (14/12/2022).

Ia menuturkan, Kominfo dalam hal ini tidak memiliki wewenang untuk menetapkan batas harga tertinggi.

Baca juga: Berikut Cara Pasang Set Top Box agar Bisa Tonton Siaran TV Digital

Tidak punya kewenangan

Warga Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat mengungkapkan keluh kesahnya terkait siaran TV analog yang dimatikan pemerintah hingga kualitas Set Top Box (STB) subsidi yang kualitasnya rendah.KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Warga Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat mengungkapkan keluh kesahnya terkait siaran TV analog yang dimatikan pemerintah hingga kualitas Set Top Box (STB) subsidi yang kualitasnya rendah.
Sebelumnya, Menkominfo Johnny G Plate juga mengaku tidak memiliki wewenang untuk mengendalikan harga STB di pasaran.

Hal itu diungkapkannya saat rapat kerja dengan Komisi I DPR RI pada 23 November 2022.

Menurutnya, wewenang itu berada di tangan Kementerian Perdagangan. Sementara produksi STB berada di bawah wewenang Kementerian Perindustrian.

"Kominfo tentu tidak bisa mengendalikan harga dan suplai di pasar, karena harga dan suplai di pasar itu adalah mekanisme pasar tersendiri," kata Johnny, dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Baca juga: Syarat Dapatkan Bantuan Set Top Box (STB) TV Digital Gratis dari Kominfo

Ia menjelaskan, kewenangan Kominfo dalam hal ini hanya sebatas penetapan standar STB.

Penetapan standar STB ini dilakukan guna melindungi masyarakat dari kerugian ketika membelinya.

"Kami telah menetapkan 46 produsen set top box yang memproduksi 84 tipe set top box yang kami anggap itu dapat dipertanggungjawabkan. Hanya sampai di situ," katanya lagi.

Baca juga: Syarat Dapatkan Set Top Box (STB) Gratis untuk Migrasi TV Analog ke Digital

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Cari Channel TV Digital Pakai STB

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

Tren
5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

Tren
Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Tren
Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Tren
3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Tren
Pesona Air Terjun

Pesona Air Terjun

Tren
Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Tren
Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Tren
Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Jemaah Tolong Jemaah, Kisah Manis Persaudaraan di Madinah

Jemaah Tolong Jemaah, Kisah Manis Persaudaraan di Madinah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com