Sejak Abad Pertengahan, menurut laman Saturday Evening Post, "hail" adalah kata sapaan dalam bahasa Inggris yang umum dipakai.
Melalui kombinasi dialek, aksen, dan kurangnya otoritas ejaan bahasa Inggris, sejumlah varian hail pun berkembang selama berabad-abad, termasuk "hallo" dan "hollo".
Namun hingga abad ke-19, kata-kata tersebut masih belum digunakan sebagai sapaan seperti sekarang.
Dilansir dari NPR, sekitar 1830-an, halo menjadi kata untuk menarik perhatian dan mengekspresikan keterkejutan.
Halo baru bermakna hai atau sapaan saat telepon diciptakan. Namun, bukan Alexander Graham Bell yang menjadikan halo sebagai kata pertama saat menelepon.
Penemu telepon itu justru merekomendasikan kata "ahoy". Kata ini berasal dari bahasa Belanda "hoi" yang berarti hai.
Alexander Graham Bell pun selalu menggunakan kata ahoy setiap memulai perbincangan melalui telepon.
Kendati begitu, kata ahoy ternyata kurang populer. Sapaan halo pun menggeser eksistensi ahoy dan menjadi kata paling populer dalam percakapan telepon.
Baca juga: Hari Toilet Sedunia Diperingati 19 November, Ini Sejarahnya
Penulis The First Telephone Book, Ammon Shea menjelaskan, hal ini lantaran buku telepon pertama menyertakan tata cara bertelepon dengan kata halo sebagai rekomendasi awal perbincangan.
Buku tersebut diterbitkan pada 1878 oleh District Telephone Company of New Haven.
Kata halo untuk mengawali percakapan telepon sendiri merupakan ide dari penemu lampu pijar, Thomas Alva Edison.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.