Menurut Mitchell, kondisi kekurangan air minum atau dehidrasi yang kronis dapat memperburuk kondisi kesehatan, seperti munculnya penyakit batu ginjal, kanker kandung kemih, hingga infeksi saluran kemih.
Baca juga: 9 Cara Menurunkan Berat Badan Tanpa Diet Menurut Rekomendasi Ahli
Mitchell menuturkan bahwa secara fakta merokok dapat berdampak parah pada harapan hidup dan meningkatkan risiko kematian.
"Penelitian telah menunjukkan bahwa perokok lebih mungkin meninggal sebelum waktunya daripada bukan perokok, bahkan jika mereka hanya merokok sesekali," jelas dia.
Bahkan, bukan hanya perokok aktif, paparan rokok yang kerap mengenai perokok pasif juga berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit pernapasan, kanker, dan masalah kesehatan lainnya.
Olahraga selama 30 menit secara rutin setiap hari juga bisa menurunkan risiko kematian.
Anda bisa membagi durasi olahraga itu ke dalam beberapa aktivitas, seperti jalan kaki selama 10 menit pada pagi hari, siang setelah makan siang, dan setelah makan malam.
Menurut Healthline, berolahraga secara rutih selama 15 menit dapat menurunkan risiko kematian hingga 4 persen.
Temuan terbaru, berolahraga 150 menit per minggu mampu menurunkan risiko kematian dini hingga 22 persen.
Baca juga: Untuk Remaja Jompo, Ini Cara Menurunkan Risiko Radang Sendi
Sebuah studi baru-baru ini melaporkan bahwa umur panjang kemungkinan terkait dengan pola tidur yang teratur, seperti pergi tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari.
Pasalnya, tidur sangat penting untuk mengatur fungsi sel dan membantu tubuh Anda sembuh.
Durasi tidur juga bisa menjadi faktor untuk menurunkan risiko kematian dini. Durasi tidur yang terlalu sedikit dan terlalu banyak bisa sangat berbahaya.
Tidur kurang dari 5-7 jam per malam dikaitkan dengan risiko kematian dini 12 persen lebih besar.
Sementara tidur lebih dari 8-9 jam per malam juga dapat mengurangi umur Anda hingga 38 persen.
Baca juga: 12 Cara Menurunkan Gula Darah secara Alami
Merasa bahagia secara signifikan dapat meningkatkan umur panjang.
Faktanya, individu yang lebih bahagia mengalami penurunan kematian dini hingga 3,7 persen selama periode studi 5 tahun.
Masih dilansir dari laman yang sama, sebuah penelitian terhadap 180 biarawati Katolik menunjukkan, mereka yang hidup dengan rasa bahagia di usia 22 tahun akan 2,5 kali lebih mungkin untuk tetap hidup enam dekade kemudian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.