Berkeringat bisa menyebabkan penurunan volume plasma darah dan kadar elektrolit seperti natrium dan kalium.
Apabila tidak diimbangi dengan minum air putih atau cairan lainnya, seseorang rentan terkena kram otot.
Baca juga: Manfaat dan Waktu Terbaik Minum Air Putih, Sebelum atau Sesudah Makan?
Kurang minum air putih dan cairan lainnya juga dapat meningkatkan risiko penyakit batu ginjal dan infeksi saluran kencing.
Saat kekurangan cairan, tubuh lebih sulit menghilangkan bakteri biang infeksi saluran kencing.
Tak hanya itu, mineral pembentuk batu yang biasanya bisa hilang dengan minum air putih juga bisa mengendap di ginjal.
Baca juga: INFOGRAFIK: Jumlah Konsumsi Air Putih untuk Ginjal yang Sehat
Kurang minum air putih bisa atau cairan lain menghambat kelancaran proses pencernaan.
Salah satu dampaknya adalah sembelit atau susah buang air besar (BAB).
Otak manusia sekitar 80 persen terdiri atas air. Agar kinerja otak bisa optimal, organ vital ini memerlukan asupan air.
Akibat kurang minum air putih dan cairan lainnya bisa menyebabkan kinerja otak jadi tidak optimal.
Salah satu imbasnya, otak jadi tidak fokus, susah berpikir, mengantuk, susah mengingat sesuatu, sampai sakit kepala.
Baca juga: Cegah Dehidrasi, Berapa Banyak Air Putih yang Dikonsumsi Saat Puasa?
Akibat kurang minum air putih dan cairan lainnya juga bisa meningkatkan risiko stroke.
Tak hanya itu, komplikasi dehidrasi dapat menyebabkan prses pemulihan stroke jadi lebih lama.
Hindari dehidrasi dengan minum air putih saat kencing sudah berwarna kuning, lemas, dan tubuh tidak bertenaga.
Kurang minum air putih dan cairan lainnya membuat metabolisme tubuh melambat.
Dengan metabolisme yang lebih lambat, berat badan bisa bertambah.
Minum air putih juga bisa membantu menurunkan berat badan dengan mengurangi rasa lapar.
Itulah penjelasan soal takaran normal konsumsi air putih, dan sederet masalah kesehatan jika kurang minum air putih.
Baca juga: Jangan Menyepelekan Air Putih, Ini 10 Manfaatnya bagi Kesehatan