Pengeboman di depan Kedubes Australia ini dikaitkan dengan teroris kelas kakap berkebangsaan Malaysia, Dr Azahari Husin dan Noordin M Top.
Kedua orang tersebut diduga menjadi dalang di balik sejumlah pengeboman di Indonesia kala itu.
Selain itu, salah satu tersangka, Rois alias Iwan Darmawan alias Hendi alias Agam, mengatakan bahwa pengeboman di Kedubes Australia merupakan ide Azahari yang disampaikan pada pertengahan Agustus 2004.
Menurut Rois, seperti diberitakan Harian Kompas, 31 Maret 2005, tugasnya adalah menyiapkan mobil serta rumah kontrakan untuk merakit bom.
Selain itu, dalam dakwaan disebutkan, pada 6 Agustus 2004, Rois bersama dengan Heri Golun dan Jabir, teroris lainnya, membeli mobil Daihatsu Zebra warna putih tahun 1990 dengan boks aluminium.
Kemudian, pada 11 Agustus 2004, Rois memberi Heri Golun uang sebesar Rp 4 juta untuk membeli bahan peledak berupa potasium dan belerang.
Pada 17 Agustus 2004, atas perintah teroris kelas kakap lainnya, Noordin M Top, Rois bertanya kepada Heri mengenai kesediaan untuk melakukan bom bunuh diri.
Heri yang menyanggupi bom bunuh diri, pada 20 Agustus 2004, membuat surat wasiat untuk diserahkan kepada istrinya.
Selanjutnya, setelah beberapa kali survei di sekitar Kuningan, Rois bersama Noordin berangkat dari rumah kontrakan di Cikande menuju Cikampek dengan menggunakan Suzuki Carry sewaan warna hijau pada 8 September 2004.
Sementara, Heri Golun menuju gedung Kedubes Australia untuk melakukan bom bunuh diri pada keesokan harinya.
Baca juga: Mengapa Teroris Muncul Saat Ada Peristiwa Besar?
Atas perbuatannya, majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pun menjatuhkan pidana mati kepada Rois pada 13 September 2005.
Sehari kemudian, pelaku lainnya yakni Ahmad Hasan juga mendapat vonis pidana mati.
Di sisi lain, dalang terorisme Azahari tewas dalam baku tembak dengan personel Polres Kota Batu di vila kawasan Jalan Flamboyan Raya, Malang, Jawa Timur pada November 2005.
Sedangkan Noordin M Top, juga tewas dalam penggerebekan selama tujuh jam di sebuah rumah di Jebres, Solo, Jawa Tengah pada 17 September 2009.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Teroris Noordin M Top Tewas di Solo
(Sumber: Kompas.com/Rosiana Haryanti | Editor: Inggried Dwi Wedhaswary)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.