Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Peristiwa Bom Kuningan 2004, Meledak di Depan Kedubes Australia

Kompas.com - 09/09/2022, 06:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Pengeboman di depan Kedubes Australia ini dikaitkan dengan teroris kelas kakap berkebangsaan Malaysia, Dr Azahari Husin dan Noordin M Top.

Kedua orang tersebut diduga menjadi dalang di balik sejumlah pengeboman di Indonesia kala itu.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Bom Bunuh Diri di Manchester Arena Saat Konser Ariana Grande, 22 Penonton Tewas

Selain itu, salah satu tersangka, Rois alias Iwan Darmawan alias Hendi alias Agam, mengatakan bahwa pengeboman di Kedubes Australia merupakan ide Azahari yang disampaikan pada pertengahan Agustus 2004.

Menurut Rois, seperti diberitakan Harian Kompas, 31 Maret 2005, tugasnya adalah menyiapkan mobil serta rumah kontrakan untuk merakit bom.

Selain itu, dalam dakwaan disebutkan, pada 6 Agustus 2004, Rois bersama dengan Heri Golun dan Jabir, teroris lainnya, membeli mobil Daihatsu Zebra warna putih tahun 1990 dengan boks aluminium.

Kemudian, pada 11 Agustus 2004, Rois memberi Heri Golun uang sebesar Rp 4 juta untuk membeli bahan peledak berupa potasium dan belerang.

Pada 17 Agustus 2004, atas perintah teroris kelas kakap lainnya, Noordin M Top, Rois bertanya kepada Heri mengenai kesediaan untuk melakukan bom bunuh diri.

Heri yang menyanggupi bom bunuh diri, pada 20 Agustus 2004, membuat surat wasiat untuk diserahkan kepada istrinya.

Selanjutnya, setelah beberapa kali survei di sekitar Kuningan, Rois bersama Noordin berangkat dari rumah kontrakan di Cikande menuju Cikampek dengan menggunakan Suzuki Carry sewaan warna hijau pada 8 September 2004.

Sementara, Heri Golun menuju gedung Kedubes Australia untuk melakukan bom bunuh diri pada keesokan harinya.

Baca juga: Mengapa Teroris Muncul Saat Ada Peristiwa Besar?

Dua pelaku dihukum mati

Atas perbuatannya, majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pun menjatuhkan pidana mati kepada Rois pada 13 September 2005.

Sehari kemudian, pelaku lainnya yakni Ahmad Hasan juga mendapat vonis pidana mati.

Di sisi lain, dalang terorisme Azahari tewas dalam baku tembak dengan personel Polres Kota Batu di vila kawasan Jalan Flamboyan Raya, Malang, Jawa Timur pada November 2005.

Sedangkan Noordin M Top, juga tewas dalam penggerebekan selama tujuh jam di sebuah rumah di Jebres, Solo, Jawa Tengah pada 17 September 2009.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Teroris Noordin M Top Tewas di Solo

(Sumber: Kompas.com/Rosiana Haryanti | Editor: Inggried Dwi Wedhaswary)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Tren
Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Tren
Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Tren
Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Tren
Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Tren
Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Tren
Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Tren
Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Tren
Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tren
Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Tren
Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Tren
Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Tren
Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com