Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Peristiwa Bom Kuningan 2004, Meledak di Depan Kedubes Australia

KOMPAS.com - Kamis, 9 September 2004, atau tepat hari ini 18 tahun lalu, sebuah bom meledak di depan gedung Kedutaan Besar (Kedubes) Australia, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.

The Guardian, 9 September 2004 memberitakan bom berdaya ledak tinggi tersebut meledak sekitar pukul 10.15 WIB hingga terdengar dalam radius lima kilometer.

Akibat peristiwa ini, setidaknya sembilan orang tewas dan 160 orang lainnya mengalami luka-luka.

Pengeboman Kedubes Australia atau yang kerap disebut Bom Kuningan ini menambah catatan luka bagi bangsa Indonesia.

Sebab, bom berdaya ledak serupa pernah terjadi di Bali pada 2002 dan di Hotel JW Marriott, Jakarta, pada 2003.

Diberitakan Harian Kompas, 10 September 2004, Kapolri saat itu, Jenderal Da'i Bachtiar mengatakan, ledakan berasal dari bom mobil di jalur lambat di depan gedung Kedubes Australia.

Modus serupa pernah digunakan saat pengeboman JW Marriott yang menewaskan 14 orang dan membuat 156 orang luka-luka.

Ledakan tersebut meruntuhkan pagar besi di depan gedung serta tenda petugas keamanan dan polisi yang berjaga.

Sementara itu, di pusat ledakan, ditemukan lubang berdiameter sekitar dua meter dengan kedalaman tak sampai satu meter.

Ledakan bom juga merusak beberapa gedung yang berjarak sekitar 300 meter dari tempat kejadian.

Beberapa gedung selain Kedubes Australia yang rusak berat, antara lain Plaza 89, Kantor Kementerian Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Menara Gracia, Graha Binakarsa, Sentra Mulia, dan kantor eks Bank Uppindo.

Empat orang tersangka

Dikutip dari Harian Kompas, 19 September 2004, Polri menetapkan empat orang tersangka atas kejadian tersebut.

Mereka adalah Rois, Ahmad Hasan, Apuy, dan Sogir alias Abdul Fatah.

Namun, menurut keterangan polisi saat itu, keempat tersangka bukan merupakan pelaku utama.

Pengeboman di depan Kedubes Australia ini dikaitkan dengan teroris kelas kakap berkebangsaan Malaysia, Dr Azahari Husin dan Noordin M Top.

Kedua orang tersebut diduga menjadi dalang di balik sejumlah pengeboman di Indonesia kala itu.

Selain itu, salah satu tersangka, Rois alias Iwan Darmawan alias Hendi alias Agam, mengatakan bahwa pengeboman di Kedubes Australia merupakan ide Azahari yang disampaikan pada pertengahan Agustus 2004.

Menurut Rois, seperti diberitakan Harian Kompas, 31 Maret 2005, tugasnya adalah menyiapkan mobil serta rumah kontrakan untuk merakit bom.

Selain itu, dalam dakwaan disebutkan, pada 6 Agustus 2004, Rois bersama dengan Heri Golun dan Jabir, teroris lainnya, membeli mobil Daihatsu Zebra warna putih tahun 1990 dengan boks aluminium.

Kemudian, pada 11 Agustus 2004, Rois memberi Heri Golun uang sebesar Rp 4 juta untuk membeli bahan peledak berupa potasium dan belerang.

Pada 17 Agustus 2004, atas perintah teroris kelas kakap lainnya, Noordin M Top, Rois bertanya kepada Heri mengenai kesediaan untuk melakukan bom bunuh diri.

Heri yang menyanggupi bom bunuh diri, pada 20 Agustus 2004, membuat surat wasiat untuk diserahkan kepada istrinya.

Selanjutnya, setelah beberapa kali survei di sekitar Kuningan, Rois bersama Noordin berangkat dari rumah kontrakan di Cikande menuju Cikampek dengan menggunakan Suzuki Carry sewaan warna hijau pada 8 September 2004.

Sementara, Heri Golun menuju gedung Kedubes Australia untuk melakukan bom bunuh diri pada keesokan harinya.

Dua pelaku dihukum mati

Atas perbuatannya, majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pun menjatuhkan pidana mati kepada Rois pada 13 September 2005.

Sehari kemudian, pelaku lainnya yakni Ahmad Hasan juga mendapat vonis pidana mati.

Di sisi lain, dalang terorisme Azahari tewas dalam baku tembak dengan personel Polres Kota Batu di vila kawasan Jalan Flamboyan Raya, Malang, Jawa Timur pada November 2005.

Sedangkan Noordin M Top, juga tewas dalam penggerebekan selama tujuh jam di sebuah rumah di Jebres, Solo, Jawa Tengah pada 17 September 2009.

(Sumber: Kompas.com/Rosiana Haryanti | Editor: Inggried Dwi Wedhaswary)

https://www.kompas.com/tren/read/2022/09/09/063000565/hari-ini-dalam-sejarah--peristiwa-bom-kuningan-2004-meledak-di-depan

Terkini Lainnya

Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Tren
Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Tren
Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Tren
Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Tren
Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Tren
Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Tren
Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Tren
Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Tren
Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Tren
Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Tren
Sosok Kamehameha, Jurus Andalan Son Goku yang Ada di Kehidupan Nyata

Sosok Kamehameha, Jurus Andalan Son Goku yang Ada di Kehidupan Nyata

Tren
Kemendikbud Ristek Batalkan Kenaikan UKT 2024-2025

Kemendikbud Ristek Batalkan Kenaikan UKT 2024-2025

Tren
Alasan Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina, Total Pelaku Jadi 9 Orang

Alasan Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina, Total Pelaku Jadi 9 Orang

Tren
BMKG Deteksi Siklon Tropis Ewiniar di Sekitar Indonesia, Berlangsung sampai Kapan?

BMKG Deteksi Siklon Tropis Ewiniar di Sekitar Indonesia, Berlangsung sampai Kapan?

Tren
Besaran dan Jadwal Pencairan Gaji Ke-13 Tahun 2024

Besaran dan Jadwal Pencairan Gaji Ke-13 Tahun 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke